Jakarta (ANTARA News) - "Pilsung Korea. Baloja! Baloja! (Yakinlah Korea. Tendang! Tendang!) adalah yel Korea Selatan yang dikumandangkan puluhan ribu penonton ketika mereka menghajar Italia 2-1 pada Piala Dunia 2002.

Pada 15 menit pertambahan waktu pertama, kedudukan tidak berubah 1-1, kemudian pada 15 menit kedua satu gol dengan amat dramatis disarangkan Ahn Jung-hwan (pemain Perugia, Italia).

Gelombang merah penonton menderu seperti ombak laut dan Alessandro Del Piero dkk terhenyak seperti kehabisan nafas, 2-1. Korsel ketika itu maju ke putaran delapan besar.

Di Afrika Selatan 2010, teriakan Baloja itu pasti kandas dihalau bunyi vuvuzela tapi semangat tinggi Korsel Selatan membuat tim Ginseng itu lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2010.

Kiprah ini untuk kedua kalinya dalam delapan kali upaya mereka di Piala Dunia, setelah bermain imbang 2-2 dengan Nigeria pada pertandingan akhir Grup B, Rabu dini hari.

Ketika negara di bagian utara mereka, Korea Utara, tersingkir, Korea Selatan menjadi tim yang membanggakan benua Asia, setelah sebelumnya menang 2-0 atas Yunani, kalah 1-4 atas Argentina.

Mereka menempati posisi kedua dalam klasemen Grup B, di bawah Argentina, yang mengalahkan Yunani 2-0 dan tidak pernah menelan kekalahan.

Nigeria, yang dikalahkan 0-1 oleh Argentina dan kalah 1-2 oleh Yunani, tersingkir dari Piala Dunia bersama Yunani.

Korea Selatan akan menghadapi Uruguay untuk memperebutkan tempat di perempat final, sementara Argentina akan menghadapi Meksiko.

Sedangkan tim dari Pyong Yang, Korea Utara, dipastikan mengemasi koper mereka dari Piala Dunia Afrika Selatan, setelah dua kali dipermalukan (kalah 2-1 dari Brasil dan dihajar Portugal 7-0).

Nigeria sebenarnya bermain apik ketika menghadapi Korea Selatan tapi akhirnya mereka harus menelan rasa kecewa yang amat dalam.

"Saya sangat kecewa," kata pelatih Nigeria Lars Lagerback. "Saya yakin kami seharusnya bisa lebih baik di Piala Dunia ini."

"Saat kami unggul, kami meneruskan pertarungan dan kemudian kami dapat menyamakan kedudukan. Tapi itu saja tidak cukup," katanya. Tim Elang Super, yang tidak pernah mengalahkan tim Asia di Piala Dunia, membuka gol melalui Kalu Uche pada menit ke-12 sebelum Korea Selatan membalas pada menit ke-33 melalui Lee Jung-Soo.

Korea Selatan kemudian balik mengungguli Nigeria pada menit ke-48 melalui tendangan bebas Park Chu-Young, tapi Yakubu Ayegbeni mengeksekusi tembakan penalti untuk menyamakan kedudukan menjadi 2-2 saat pertandingan tersisa 20 menit.

Tapi striker Everton tersebut gagal dalam dua peluang untuk menciptakan gol, termasuk saat dia sudah sendirian di depan gawang namun bola tendangannya malah ke sisi gawang.

Korea Selatan pun sebenarnya memulai pertandingan dengan cemerlang dan Lee Chung-Yong mendapat peluang sangat bagus pada menit pertama setelah memanfaatkan kesalahan Rabiu Afolabi.

Pemain Nigeria Chidi Odiah melakukan terobosan dari sisi kanan dan melepaskan bola yang disambut Uche setelah mengatasi upaya pertahanan dari Cha Du-Ri.

Tapi Korea Selatan membalas melalui Lee Jung-Soo, yang berada di belakang Rabiu Afolabi untuk menyambar bola yang melewati penjaga gawang Vincent Enyeama dari tendangan bebas Ki Sung-Yeung.

Gelandang Almeria, Uche, hampir saja menggandakan keunggulan Nigeria sesaat sebelum tim Asia itu menyamakan kedudukan, namun tembakannya membentur gawang.

Korea Selatan balik unggul setelah Park Chu-Young melepaskan tendangan bebas yang melengkung dan melewati penjaga gawang Enyeama dan masuk ke sudut terjauh gawang.

Ayegbeni kembali mendapat peluang namun Lee Jung-Soo berhasil membuang bola dan sekali lagi pemain Everton itu gagal memanfaatkan peluang saat menyambut umpan silang Yussuf Ayila.

Serangan Nigeria akhirnya membuahkan hasil saat Kim Nam-Il menjatuhkan Obasi di kotak penalti. Ayegbeni berhasil mengeksekusi tembakan penalti tersebut tapi Nigeria tidak bisa menambah gol lagi dan Korea Selatan maju ke putaran berikutnya.

Kiprah Korsel
Korsel pertama kali mengikuti Piala Dunia pada 1954 di Swiss dan sejak itu sudah tujuh kali mengikuti turnamen tingkat dunia yang diadakan sekali dalam empat tahun itu.

Korsel lima kali gagal lolos kualifikasi sementara enam kali tidak mengikuti. Untuk piala dunia tahun ini, Korsel mengikuti turnamen kedelapan kalinya. Hasil gemilang ini tentu saja disambut oleh suka cita seluruh tim. Apalagi, Korsel datang ke Afrika Selatan ini memang telah menargetkan menembus hingga babak sistem gugur.

"Tujuan kami maju ke putaran 16 besar. Kami sukses dalam melakukan hal ini untuk yang pertama kali di luar rumah. Jadi saya amat bahagia dengan apa yang sudah kami capai ini di Afrika Selatan. Semua pemain tahu seberapa pentingnya momen ini," kata kapten Korsel Park Ji Sung, Rabu (23/6).

Pelatih Nigeria Lars Lagerback kecewa dengan kegagalan tim berjuluk "The Super Eagles" yang sesungguhnya pantas lolos ke 16 besar itu. Tim peserta dari benua Afrika satu per satu keluar dari turnamen itu yang diadakan di benua mereka sendiri, yang diharapkan meloloskan tim lebih banyak

Kamerun lebih dulu kandas, disusul Afrika Selatan dan Nigeria.

"Kami kecewa karena sesungguhnya kami pantas meraih hasil lebih baik. Kami tidak pernah menurunkan semangat tarung agar lolos ke babak berikutnya. Tim sudah bekerja keras, tapi kami kurang beruntung," kata Lars Lagerback.

"Pilsung Korea. Baloja...? dan semoga maju terus membawa nama benua Asia.
(A008/A016)

Pewarta: A.R. Loebis
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010