beberapa proyek strategis yang ditawarkan antara lain proyek Jembatan Pulau laut–daratan Kalimantan senilai Rp3,6 triliun.
Banjarbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menandatangani nota kerja sama kajian investasi beberapa proyek strategis dengan PT Fasific Global Investment dari Korea Selatan.

Penandatanganan nota kesepahaman Pemprov Kalsel dengan perusahaan di bawah naungan Fasific Group dilakukan Chairman of Fasifik Group Kim Young O selaku pihak pertama dan dari Pemprov Kalsel ditandatangani PJ Gubernur Kalsel Safrizal ZA, selaku pihak kedua disaksikan Ketua DPRD Kalsel Sufian HK, di Banjarbaru, Jumat.

Kepala Bappeda Provinsi Kalsel, Nurul Fajar Desira mengatakan beberapa proyek strategis yang ditawarkan antara lain proyek Jembatan Pulau laut–daratan Kalimantan senilai Rp3,6 triliun.

Baca juga: Infrastruktur jadi hal penting masuknya investasi pertanian

Saat ini, jembatan yang terletak di antara Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu itu sudah terbangun jalan penghubung. Sementara, bentang utama jembatan yang akan dibangun sepanjang 700 meter.

Proyek lain adalah Jalan Lintas Banjarbaru–Batulicin di Kabupaten Tanah Bumbu, yang sudah memiliki Kawasan Ekonomi Terpadu (KET).

Jalan sepanjang 157 kilometer yang melintasi Pegunungan Meratus tersebut, bisa mempercepat waktu tempuh menjadi hanya 3 jam dibanding saat ini hingga 7 jam perjalanan dari Banjarbaru menuju Tanah Bumbu.

Estimasi biaya proyek ini Rp14,3 triliun dengan tawaran pola pinjaman daerah kepada investor.

Selanjutnya, proyek yang ditawarkan yakni jalur kereta api sepanjang 215 kilometer yang menghubungkan Kota Banjarmasin–Tanjung Kabupaten Tabalong dengan perkiraan biaya Rp25,7 triliun.

Baca juga: Kementerian Investasi "jemput bola" atasi kendala investasi di Sultra

Pembangunan Pelabuhan Trisakti baru senilai Rp220 miliar di Kota Banjarmasin, juga menjadi alternatif investor Korsel yang berminat berinvestasi di Kalsel.

Jika proyek ini ditambah dengan kawasan industri terpadu di Mantuil, kata dia, maka investasi diperkirakan mencapai Rp2 triliun.

"Kami tawarkan proyek pelabuhan, lengkap dengan kawasan ekonomi terpadu dan jalan aksesnya,"jelas Fajar.

Fajar juga menyampaikan proyek tambahan yang ditawarkan Pemprov Kalsel adalah pembangunan Pusat Jantung Terpadu di RSUD Ulin Banjarmasin senilai Rp175 miliar dengan pola kerja sama berupa pinjaman.

Penjabat Gubernur Kalsel, Safrizal ZA mengatakan setelah penandatanganan MoU ini, akan dilanjutkan dengan tahapan lain yang lebih detil, sehingga bisa dilakukan Memorandum of Agreement (MoA).

"Kami harapkan jarak MoU dan MoA tidak terlalu lama, karena perencanaan ini bagi Kalsel sudah lama sekali, sejak 2016 direncanakan," katanya.

Fajar mengungkapkan banyak proyek pembangunan di Kalsel, namun yang ditawarkan hanya sebagian, karena menjadi skala prioritas yang diyakini mampu memberikan dampak luas terhadap perekonomian Kalsel.

Sementara, dalam pertemuan, Safrizal juga menyampaikan harapannya, bahwa MoU berlanjut ke MoA dalam tempo yang tidak terlalu lama.

Ditegaskan, Kalsel memiliki masa depan cerah terkait dunia usaha ini,karena terdapat banyak potensi, mulai perkebunan, kekayaan laut, kekayaan alam dan sebagainya.

Namun kata dia, untuk mengolah hasil yang maksimal, diperlukan infrastruktur dan sarana/prasarana yang memadai. Karenanya, kerja sama lebih banyak ditujukan kepada penyediaan infrastruktur hingga bisnis lain bisa terdorong.

"infrastruktur rumah sakit bonus saja ini, karena Korea terkenal dengan medical bisnis yang baik maka belajar dengan Korea sesuatu yang lumrah," katanya.

Ketua DPRD Kalsel, Supian HK menyambut baik penjajakan kerja sama yang juga dihadiri Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina dan pejabat terkait.
 

Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021