Tidak perlu dicolok hidungnya, cukup menggunakan air liur dan memberikan hasil dengan akurasi tinggi
Jakarta (ANTARA) - PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) menawarkan tes RT Lamp Saliva sebagai alat diagnosis terbaru yang diklaim memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dalam mendeteksi SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 bila dibandingkan tes cepat antigen.

"Untuk meningkatkan jumlah testing COVID-19, Kalbe melalui anak usaha KalGen Innolab menawarkan inovasi testing COVID-19 dengan menggunakan metode RT Lamp Saliva atau menggunakan sampel air liur," kata Head External Communication PT Kalbe Farma Tbk Hari Nugroho, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Kalbe tingkatkan produksi kit RT LAMP Saliva 2 juta unit per bulan

Hari mengatakan metode RT Lamp ini tergolong baru dalam testing COVID-19 karena dikategorikan tes diagnostik, bukan tes cepat sehingga akurasinya lebih baik dari tes cepat antigen.

Dalam keterangannya Hari mengatakan metode RT Lamp (Reverse Transcription Loop Mediated Isothermal Amplification) dapat mendeteksi secara spesifik asam nukleat yang merupakan material genetik dari virus SARS CoV-2.

Baca juga: Kalbe: RT LAMP Saliva bisa mendeteksi varian B117 dari Inggris

RT Lamp adalah tes molekular yang termasuk dalam kategori Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) bersama dengan RT–PCR dan TCM sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/ MENKES/ 446/2021.

“Kalbe berharap inovasi testing COVID-19 dengan metode RT Lamp Saliva ini dapat membantu bagi percepatan program testing yang sedang digiatkan oleh pemerintah saat ini, ” katanya.

Metode RT Lamp dipakai dengan menggunakan sampel air liur untuk memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang ingin melakukan tes COVID-19 tanpa harus mencolok lubang hidup.

Baca juga: Menteri: Tes COVID-19 dengan RT LAMP Saliva setengah harga dari RT PCR

"Tidak perlu dicolok hidungnya, cukup menggunakan air liur dan memberikan hasil dengan akurasi yang tinggi,” kata Hari.

Kalbe juga mengklaim performa akurasi tes RT Lamp dengan sampel air liur ini juga tinggi, sensitivitas 94 persen dan spesifisitas 98 persen, kata IVD Division Research Manager Stem Cell and Cancer Institute, Akterono D Budiyati.

Akterono menambahkan pengambilan sampel air liur ini tidak membutuhkan alat khusus dan tidak menimbulkan resiko muntah ataupun hidung sensitif, di mana hal ini sangat memudahkan bagi anak-anak termasuk orang yang hipersensitif.

Baca juga: Menristek: RT LAMP Saliva tingkatkan kapasitas pengujian COVID-19

Layanan RT Lamp sampai saat ini dilayani oleh Laboratorium Klinik KalGen Innolab dengan merk InnoLAMP yang melayani masyarakat umum atau sebagai rujukan dari fasilitas kesehatan yang bekerja sama, terutama untuk area Jabodetabek.

InnoLAMP melengkapi rangkaian tes terkait COVID-19 yang dimiliki Kalgen Innolab, termasuk tes PCR, rapid antigen, antibodi (serologi) SARS-COV-2, IL-6, D-Dimer, PT, PTT dan lain sebagainya.

“Saat ini biaya yang dibebankan untuk tes RT Lamp Saliva sebesar Rp420 ribu, dan hasil dapat diketahui dalam sembilan jam,” kata Direktur KalGen Innolab, Henry Sukardi.

Baca juga: Menristek: RT Lamp Saliva gunakan air liur permudah tes COVID-19

Meskipun saat ini pemeriksaan RT Lamp Saliva telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan berdasarkan metode deteksi molekuler atau Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) dengan teknologi RT-LAMP seperti RT-PCR, namun sayangnya pemeriksaan RT Lamp Saliva ini masih dalam proses untuk mendapat persetujuan sebagai dokumen persyaratan perjalanan.

“Kami berharap secepatnya mendapatkan persetujuan dari regulator terkait, agar dapat menjadi alternatif pemeriksaan COVID-19,” kata Henry.

Baca juga: LIPI kerja sama Biosains Medika produksi alat RT-LAMP deteksi COVID-19

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021