Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menyalurkan bantuan alat selam yang terdiri dari lima set alat selam dan alat pendukung monitoring terumbu karang senilai Rp81,8 juta kepada Kelompok Yayasan Terumbu Karang Metamorfosa di Buleleng, Bali.

Kepala BPSPL Denpasar Permana Yudiarso dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa, menerangkan Yayasan Terumbu Karang Metamorfosa merupakan kelompok masyarakat pemerhati lingkungan dan penggiat konservasi yang berlokasi di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.

"Bantuan ini diberikan sebagai apresiasi dari KKP kepada masyarakat atas kepeduliannya terhadap lingkungan. Selain itu juga dimaksudkan agar masyarakat sekitar Sumberkima meningkat ekonomiannya," ujar Yudi.

Plt. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (PRL) KKP Hendra Yusran Siry menjelaskan bahwa program bantuan kepada Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi (Kompak) itu sudah bergulir sejak tahun 2016 dan banyak masyarakat yang telah menerima manfat bantuan tersebut.

Dia juga menambahkan pemberian bantuan Kompak sekaligus dilakukan untuk meningkatkan pengelolaan kawasan konservasi di seluruh Indonesia.

Hendra juga menambahkan sesuai harapan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, bantuan Kompak yang telah diberikan harus dapat dimanfaatkan secara penuh untuk kegiatan konservasi dan memberikan dampak ekonomi bagi penerima dan masyarakat sekitar.

“Mengelola kawasan konservasi telah sejalan dengan arah kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. Karenanya KKP bersama masyarakat konsisten menjaga keseimbangan antara ekosistem dan keberlanjutannya bagi anak cucu kita di masa mendatang,” pungkasnya.

Baca juga: KKP yakini peningkatan ekspor ungkit kinerja ekonomi masa pandemi

Sesuai dengan Petunjuk Teknis yang tertuang dalam Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Nomor 8 Tahun 2021 tentang Penyaluran Bantuan Konservasi, bantuan Kompak yang telah diberikan akan dilakukan monitoring dan evaluasi selama dua tahun untuk mengetahui perkembangan pemanfaatannya.

Sebelumnya, KKP juga telah mengevaluasi penyaluran bantuan kepada Kompak di Desa Kubu, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

Bantuan Kompak berupa 1 unit kapal kayu dengan kapasitas mesin 23 PK yang diserahkan kepada Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP) Camar Laut sejak 2019 itu telah digunakan warga untuk menjaga kelestarian sumberdaya laut khususnya ekosistem biota laut yang dilindungi di Kawasan Konservasi Perairan Daerah Gosong Senggora dan perairan sekitarnya.

“Hasil monitoring dan evaluasi tim ke lokasi pada akhir Mei lalu menunjukkan bahwa kondisi bantuan dalam keadaan baik dan berfungsi normal, masyarakat secara aktif melakukan monitoring biota laut yang dilindungi di Perairan Gosong Senggora dan sekitarnya,” ujar Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut KKP Pontianak, Andry I. Sukmoputro.

Andry menambahkan bahwa pemanfaatan bantuan yang telah diberikan harus sesuai peruntukannya dan transparan dalam mendukung konservasi jenis ikan yang dilindungi serta berdampak positif pada sosial dan ekonomi masyarakat.

Ketua KMP Camar Laut, Ali Hanapiah mengakui bantuan kapal ini memudahkan dalam melakukan monitoring biota laut yang dilindungi melalui pelaksanaan patroli rata-rata tiga kali dalam satu bulan. “Saat patroli di Perairan Gosong Senggora dan sekitarnya, kami pernah menemukan penyu hijau, pesut, dan segerombolan lumba-lumba,” ungkapnya.

Ali juga menyampaikan terima kasih kepada KKP melalui bantuan kapal ini, KMP Camar Laut dapat meningkatkan intensitas patroli. Sebelum menerima bantuan, patroli hanya bisa dilakukan satu kali dalam satu bulan.

Baca juga: Kurangi kecelakaan, KKP gelar pelatihan perawatan mesin kapal nelayan

Selain itu, KMP Camar Laut merasakan peningkatan pendapatan ekonomi. “Kapal bantuan ini pernah kami sewakan sebanyak 43 kali kepada pemancing dengan tarif Rp1.500.000/trip. Hasil pendapatan ini selain untuk pendapatan kelompok juga digunakan untuk operasional perawatan barang,” katanya.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021