Jakarta (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa masjid sebagai sentral ibadah umat Islam dapat menjadi basis penyadaran bagi masyarakat sekitar tentang pentingnya gerakan bersama melawan COVID-19.

"Saat ini merupakan momentum yang tepat bagi umat Islam untuk menunjukkan keindahan Islam. Masjid dapat menjadi gerbang lokomotif penyadaran di masyarakat," ujar Ketua Umum MUI Miftachul Akhyar, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Miftachul mengatakan masjid harus menjadi pelopor dalam menengakkan protokol kesehatan, seperti memakai masker dalam melaksanakan ibadah, menjaga jarak antarjamaah, mencuci tangan secara berkala, hingga membawa alat ibadah dari rumah.

Menurutnya, saat ini penularan COVID-19 menyebar secara tak terkendali. Perlu kesadaran bersama dalam upaya memutus rantai penularan virus berbahaya tersebut.

Di samping memberikan edukasi serta percontohan penerapan protokol kesehatan, masjid juga mesti berdaya dalam merespons segala instruksi yang dikeluarkan pemerintah maupun MUI dalam mengatasi pandemi.

"Apabila diperlukan, para ulama dan pengurus masjid dapat mengambil langkah tawaqquf (menghentikan sementara) aktivitas peribadatan massal di masjid sampai kondisi benar-benar terkendali di kawasan tersebut," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan mengatakan masjid juga dapat menjadi pelopor dalam menjalin solidaritas dan saling membantu antarsesama.

Ia mencontohkan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dapat mengoordinasi donasi dan pemanfaatan zakat produktif, infak dan sedekah untuk penanggulangan pandemi COVID-19.

"Khususnya bagi masyarakat kecil yang terdampak, sehingga dapat memenuhi kebutuhan harian anggota masyarakat yang terkena COVID-19 dan bagi mereka yang melaksanakan isolasi mandiri di rumah," katanya.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021