Bagi banyak orang, pencahayaan dianggap sepele. Meskipun ini merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, masih ada masyarakat tak terjangkau listrik yang aktivitasnya terbatas pada siang hari
Jakarta (ANTARA) - Desa Sillu, desa terpencil yang jaraknya empat jam berkendara dari Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan berpenduduk 5.000 orang yang belum pernah menikmati listrik mendapat bantuan pencahayaan listrik bertenaga surya dari Signify Fondation

Penduduk di desa terpencil itu biasa menggunakan obor kayu untuk menemani perjalanan mengambil air di malam hari. Para wanita yang mencari nafkah dari menenun harus melakukan semuanya di siang hari, saat cukup terang untuk bisa melihat hasil tenunan mereka.

"Bagi banyak orang, pencahayaan dianggap sepele. Meskipun ini merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, masih ada masyarakat tak terjangkau listrik yang aktivitasnya terbatas pada siang hari," kata Country Leader Signify Indonesia, Dedy Bagus Pramono melalui keterangan tertulis, Sabtu.

Hal itu, lanjut dia, tentu saja mengurangi produktivitas mereka secara keseluruhan dan membatasi kemampuan mereka untuk mencari nafkah, di samping risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh lampu minyak, lilin, dan obor.

Karena itulah pihaknya melalui Signify Foundation membantu masyarakat desa terpencil dengan Program Kampung Terang Hemat Energi (KTHE). Melalui program itu pihaknya memberi pencahayaan ke 16 desa yang belum terjangkau listrik di Kabupaten Kupang dan Sumba Tengah, NTT.

Program itu mendistribusikan 1.375 unit Philips LifeLight ke rumah-rumah yang membutuhkan dan membangun 16 titik lampu jalan baru menggunakan Philips SunStay di 8 desa dan jalur penghubungnya di Kupang. Di Sumba Tengah, 1.826 unit Philips LifeLight disalurkan untuk rumah tangga serta 3 puskesmas di 8 desa, sehingga akses medis bisa dilakukan meski hari telah gelap.

“Sebagai perusahaan yang sudah hadir di Indonesia selama lebih dari 125 tahun, kami berkomitmen untuk membantu meningkatkan kehidupan masyarakat di Indonesia, dan kami melakukannya dengan cara terbaik yang kami bisa, yaitu melalui pencahayaan. Program KTHE adalah bukti komitmen berkelanjutan kami untuk menerangi kehidupan masyarakat,” kata Dedy.

Kepala Desa Sillu, Maksen Banni, bersyukur dengan bantuan tersebut. “Sebagai kepala desa, yang paling saya inginkan untuk warga saya adalah memiliki penerangan, sehingga mereka tidak perlu menggunakan obor api hanya untuk mendapatkan air bersih dan mereka tidak harus hidup dalam kegelapan,” katanya.

Sejak Program KTHE pertama pada 2015, secara total Signify telah memberi pencahayaan tenaga surya ke 46 desa terpencil di Indonesia, menerangi kehidupan lebih dari 90.000 orang yang sebelumnya tidak memiliki akses cahaya listrik.

Baca juga: Signify Indonesia punya Country Leader baru

Baca juga: Signify Indonesia perkenalkan lampu meja UV-C penonaktif COVID-19

 

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021