Denpasar (ANTARA News) - Penyanyi asal Bali Ayu Laksmi akan meluncurkan album keduanya bertema "Svara Semesta" di Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, pada 25 September 2010.

Rudolf, produser album itu di Sanur, Denpasar, Kamis mengatakan, dalam album tersebut berisi sebelas lagu, antara lain Tri Kaya Parisudha ("Thinking Good, Saying Good, Doing Good"), Wirama Totaka, Tat Twam Asi ("I am you and you are me") dan Reinkarnasi.

"Lirik lagu ini sebagian besar karya Ayu Laksmi. Dari 11 judul lagu tersebut, di antaranya sembilan lagu adalah ciptaannya sendiri," katanya.

Rudolf mengatakan, inilah titik kesadaran tertinggi Ayu Laksmi dari seluruh rangkaian perjalanan karier sebagai penyanyi yang telah ditekuni sejak berumur empat tahun.

"Pencapaian Ayu Laksmi merupakan refleksi. Sebuah titik kesadaran yang menyusup di dalam sikap diamnya ketika mengikuti kerja industri," katanya.

Lagu "kekidung" sebagai warisan leluhurnya akhirnya menjadi pilihan sebagai bentuk penerjemahan sabda bumi yang selama ini selalu memberontak di dalam dirinya. Ayu Laksmi lebih memilih kembali ke bumi, menggali kearifan-kearifan lokal yang dikandung tanah leluhurnya (Bali).

"Ayu Laksmi berusaha menyerahkan diri sepenuhnya kepada semesta melalui musik populer sebagai wahana kontemplasi," ujarnya.

Rudolf mengatakan, sebagian besar karya cipta perempuan ini terinspirasi dari filosofi berbagai ajaran universal dengan berpijak pada kearifan lokal, budaya dan tradisi nusantara.

Ayu Laksmi mengungkapkan, lagu maupun musik merupakan sebuah persembahan dan bentuk pengangungan, maka proses penciptaan pun menuntut totalitas. Dalam musiknya mendapat sentuhan genre baru yang dikenal sebagai "world musik`.

"Saya akui, selama ini karya-karya saya tersimpan rapi dalam pikiran, tersimpan dalam ruang yang tak banyak diketahui orang," ujar perempuan kelahiran Kota Singaraja 43 tahun silam.

Bahkan, kata dia, tidak sedikit yang menyangsikan jika seluruh karya ini lahir dari renungan dan kegelisahan.

Dalam setiap pertunjukkan saya, audien yang menjadi pengikut setiap pertunjukkan cukup beragam, baik dari kalangan anak muda sampai kaum budayawan, katanya.

"Penyajian karya-karya dalam Bahasa Sanskerta, Kawi, Bali, Indonesia dan Bahasa Inggris," ucap alumni Fakultas Hukum Universitas Udayana itu.

Kini buah renungan selama 18 tahun, kata dia, telah sering dikumandangkan dalam panggung-panggung seni budaya, baik di Indonesia maupun di luar negeri.

"Saya mencoba merefleksikan hidup dan kehidupan dengan muara akhir menyerahkan diri kepada Tuhan. Lewat lagu-lagu ini juga mencoba memindahkan nilai-nilai spiritualitas ke atas panggung pertunjukkan," kata Ayu Laksmi.
(I020/M026)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010