Jakarta (ANTARA) - Formasi 3-5-2 yang ngotot dipasang pelatih Frank de Boer sepertinya bakal tetap dipasang manakala Belanda ditantang Austria dalam pertandingan kedua Grup C di Johan Cruyff Arena, Amsterdam, Jumat dini hari pukul 02.00 WIB nanti.

Padahal formasi itu membuat pendukung Belanda berdegup kencang karena setiap kali membuat rawan sektor sayap Belanda. Faktanya, dari situasi ini lawannya saat itu, Ukraina, memanfaatkan celah tersebut dengan nyaris menciptakan dua gol pada babak pertama.

Puncaknya, kekhawatiran pendukung Oranye terbukti ketika Andriy Yarmolenko dan kemudian Roman Yaremchuk memperdaya kiper Belanda Marteen Stekelenburg sehingga Ukraina bisa menyamakan kedudukan sebelum bek kanan Denzel Dumfries untuk sementara membuktikan bahwa dalil de Boer di lapangan hijau itu ampuh untuk Oranye.

"Saya kira kami membuktikan bahwa 3-5-2 bisa sangat menyerang juga," kata bek Belanda Stefan de Vrij seperti dikutip AP. "Dalam 10 menit, saya kira kami sudah melepaskan tujuh tembakan."

Baca juga: Taktik berisiko tinggi Frank de Boer untuk sementara aman-aman saja

De Boer semakin terdorong mengadopsi lagi formasi ini setelah bek Matthijs de Ligt dipastikan kembali masuk sebelas pemain pertama Oranye setelah absen pada laga pertama karena mengalami cedera selangkangan saat berlatih di Portugal sepuluh hari lalu.

De Boer menolak menyebutkan bek mana yang mesti keluar guna memberi tempat kepada de Ligt, tapi kemungkinan Jurrien Timber yang dibangkucadangkan.

"De Ligt sudah dalam kondisi bagus sekali, sudah baik sekali berlatih dan menunjukkan bahwa dia sudah siap sepenuhnya," kata de Boer seperti dikutip Reuters.

Sementara Austria juga sepertinya tetap memasang David Alaba sebagai bek tengah, sekalipun transisi dia menjadi libero atau sweeper pada sekitar lima belas menit terakhir babak kedua ketika melawan Makedonia Utara menjadi kunci kemenangan 3-1 Austria dalam pertandingan pertama.

Austria memuncaki Grup C karena unggul selisih gol dari Belanda. Kemenangan atas Makedonia Utara juga merupakan kemenangan pertama Austria dalam turnamen besar selama 31 tahun dan yang pertama selama berkiprah dalam putaran final Piala Eropa.

Tapi kemenangan itu harus dibayar mahal dengan larangan UEFA kepada Marko Arnautovic karena selebrasi golnya yang menyinggung lawan. Federasi sepak bola Makedonia Utara menuding selebrasi itu ditujukan kepada Ezgjan Alioski yang keturunan Albania. Arnautovic sendiri berdarah Serbia dari jalur ayah. Serbia dan Kosovo yang bermayoritas etnis Albania sampai kini tak pernah akur.

Baca juga: Marko Arnautovic disanksi satu pertandingan karena selebrasi menghina
Baca juga: Blind sempat terpikir tak main karena terpengaruh insiden Eriksen

Pelatih Austria Franco Foda terpaksa tidak memasang salah satu pencetak golnya itu, tetapi sudah melupakan kejadian itu.

“Sebagai sebuah tim kami harus terus kompak. Kami sudah berpikiran untuk memasukkan dia (Arnautovic) dalam sebelas pemain pertama kami, namun kini kami harus mengurungkannya, tapi kami akan menampilkan tim yang kuat,” kata Foda.

Mengenai lawannya yang kembali berkiprah dalam turnamen besar setelah tujuh tahun absen dan mengawali dengan kemenangan 3-2 atas tim sekuat Ukraina, Foda menganggap Belanda sebagai ujian berat. “Mereka memiliki tim yang hebat, tetapi kami sangat percaya diri setelah kemenangan kami (melawan Makedonia Utara),” sambung Foda.

Namun dari statistik, Belanda lebih superior dibandingkan dengan Austria, apalagi jika melihat riwayat pertemuan kedua tim sebelum ini di mana Belanda selalu menang dalam enam pertemuan terakhir dengan Austria sejak 27 Mei 1992. Yang jelas, siapa pun yang menang dalam laga nanti bakal menggenggam tiket 16 besar.


Prediksi sebelas pemain pertama

Belanda; Marteen Stekelenburg; Daley Blind, Stefan de Vrij, Matthijs de Ligt; Owen Wijndal, Marten de Roon, Frenkie de Jong, Denzel Dumfries; Georginio Wijnaldum; Wout Weghorst, Memphis Depay

Austria; Daniel Bachmann; Aleksandar Dragovic, David Alaba, Martin Hinteregger; Andreas Ulmer, Marcel Sabitzer, Xaver Schlager, Konrad Laimer, Stefan Lainer; Sasa Kalajdzic, Cristoph Baumgartner


Skenario pertandingan

Pelatih Belanda Frank de Boer sudah memastikan akan memasukkan kembali Matthijs de Ligt dalam susunan sebelas pemain pertamanya setelah bek tengah Juventus itu mengalami cedera sekitar dua pekan lalu.

Itu artinya salah satu dari tiga bek tengah yang mengisi formasi 3-5-2 yang bisa bertransisi menjadi 3-4-1-2, akan dilucuti dari skuad melawan Austria. Dan kemungkinan besar bek itu adalah Jurrien Timber.

De Ligt akan dipasang dalam formasi tiga bek tengah bersama Daley Blind dan Stefan de Vrij, untuk memproteksi penjaga gawang Marteen Stekelenburg. Masuknya de Ligt bisa memperkuat pilar pertahanan Belanda yang dua kali dijebol Ukraina pada pertandingan pertama.

De Ligt juga bisa memberikan motivasi kepada dua bek sayap, bek kiri Owen Wijndal dan bek kanan Denzel Dumfries, untuk kian aktif membantu serangan dan sekaligus mencegat penetrasi Austria dari sayap, termasuk jika bek tengah David Alaba bertransformasi menjadi libero seperti ketika Austria menang melawan Makedonia Utara.

Baca juga: Matthijs de Ligt siap kenakan jersey Belanda lawan Austria

Sedangkan Marten de Roon dan Frenkie de Jong tetap menjadi poros ganda yang berfungsi melapis pertahanan dan sekaligus bertarung di tengah. Lain hal, gelandang Liverpool yang bakal memperkuat Paris St Germain, Georginio Wijnaldum, menjadi penghubung kepada duet striker Wout Weghorst dan Memphis Depay sebagai ujung tombak kembar untuk inti serangan Belanda.

Menghadapi lawan yang lebih superior dan jauh lebih agresif dibandingkan dengan Makedonia Utara, Austria mungkin mengadopsi taktik menguasai lapangan tengah yang bertujuan ganda menahan serbuan lawan dan menjadi poros melancarkan ofensif ke jantung pertahanan lawan, dalam formasi yang juga 3-5-2.

Daniel Bachmann tetap menjaga gawang Austria, sedangkan David Alaba memimpin trio bek pelindung Bachman bersama Aleksandar Dragovic dan Martin Hinteregger. Alaba kemungkinan bisa beralih setiap waktu menjadi sweeper tatkala Austria membutuhkan gol baik untuk memenangkan laga atau menghindarkan kekalahan.

Mereka akan dikawal dari kedua sayap oleh bek kiri Andreas Ulmer dan bek kanan Stefan Lainer. Dua bek sayap ini juga sering menusuk dari sayap, bahkan Lainer menciptakan gol pembuka Austria saat melawan Makedonia Utara.

Sedangkan di sentral lapangan, trio gelandang Marcel Sabitzer, Xaver Schlager, dan Konrad Laimer berusaha mendikte ritme dari tengah, dengan Laimer akan berperan lebih aktif membantu Sasa Kalajdzic dan Cristoph Baumgartner di ujung serangan Austria.


Statistik penting kedua tim

Kedua tim sama-sama memenangkan pertandingan pertamanya dalam Grup C Euro 2020. Belanda menang 3-2 atas Ukraina, sedangkan Austria mengalahkan Makedonia Utara 3-1

Belanda tak pernah kalah dalam lima pertandingan terakhirnya, menang empat kali dan seri satu kali saat ditahan 2-2 oleh Skotlandia. Sedangkan Austria dua kali kalah pada lima pertandingan terakhirnya, dan menang dua kali.

Dalam dua pertemuan terakhir kedua tim, Belanda memenangkan kedua pertemuan ini. Belanda memasukkan 6 gol, sedangkan Austria satu gol.

Belanda dan Austria sudah 12 kali bertemu dalam berbagai kompetisi. Belanda masih superior atas Austria setelah menang 7 kali, sedangkan Austria menang 3 kali. Belanda memenangkan semua dari enam pertemuan terakhir dengan Austria sejak 27 Mei 1992.

Baca juga: Belanda taklukkan Ukraina dalam drama lima gol
Baca juga: Kunci kemenangan Belanda atas Ukraina menurut Frank de Boer
Baca juga: UEFA investigasi selebrasi gol Arnautovic saat lawan Makedonia Utara

Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021