Johannesburg (ANTARA) - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa pada Selasa (15/6) mengatakan bahwa produsen Johnson & Johnson akan mengirim dua juta dosis vaksin COVID-19 ke negara itu pada akhir Juni. 

Pengiriman itu akan menutupi jumlah dosis yang hilang akibat kontaminasi di sebuah pemasok bahan Amerika Serikat.

Aspen Pharmacare, produsen lokal J&J, terpaksa memusnahkan dua juta dosis vaksin setelah menemukan kontaminasi di salah satu pabrik di Baltimore, Maryland. Kejadian itu menjadi pukulan terbaru bagi gerakan vaksinasi Afrika Selatan.

"Kami telah menerima sinyal dari Johnson & Johnson bahwa mereka berharap dapat mengirim sekitar dua juta dosis vaksin ke Afrika Selatan pada akhir Juni," kata Ramaphosa melalui pidatonya.

Presiden juga mengumumkan bahwa negara itu, yang kini menghadapi gelombang ketiga infeksi, akan menaikkan status penguncian dari level 2 ke level 3 yang lebih ketat di tengah lonjakan infeksi.

Peningkatan status tersebut akan mencakup pembatasan penjualan alkohol dan aturan kerumunan yang lebih ketat.

Presiden mengaku bahwa masalah pasokan vaksin kini telah teratasi. Afrika Selatan memperkirakan kapasitas vaksinasi untuk sedikitnya 150.000 orang per hari dan berencana menambahnya hingga 250.000 per hari secepat mungkin.

"Saya lebih senang 300.000 (orang) per hari, yang akan kami upayakan dan capai," katanya.

Sumber: Reuters

Baca juga: Afrika Selatan resmi masuki gelombang ketIga COVID-19

Baca juga: Afrika Selatan tunda peluncuran vaksin COVID Johnson & Johnson

Baca juga: Afsel: DP vaksin Johnson & Johnsondan Pfizer tak bisa dikembalikan


 

Presiden minta para pemimpin dunia cermati kesenjangan vaksin

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021