Peningkatan moderat dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS telah mendukung pasangan yang sensitif terhadap suku bunga
New York (ANTARA) - Dolar sedikit berubah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena para pedagang menunggu pertemuan Federal Reserve (Fed) AS yang sangat dinantikan pekan ini, yang mungkin mengindikasikan perubahan dalam prospek kebijakan moneter AS.

Pasar mata uang bergerak dalam kisaran ketat dengan volatilitas menunjukkan aliran ke posisi terendah multi-tahun setelah angka inflasi yang kuat minggu lalu dan pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) yang dovish gagal mengeluarkan mata uang dari level perdagangan baru-baru ini.

"Ini semua tentang FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) minggu ini, dan kami akan mengawasi untuk melihat dengan tepat seberapa banyak pembicaraan yang sebenarnya telah terjadi dan apakah itu berdampak pada prospek jangka menengah," kata Kepala Valas Global Jefferies, Brad Bechtel, dalam sebuah catatan.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingannya, hampir datar hari ini di 90,512. Minggu lalu, indeks menguat 0,4 persen, perubahan mingguan terbesar dalam lima minggu.

Baca juga: Dolar stabil di Asia, investor tunggu petunjuk dari pertemuan Fed

Pergerakan valas yang diredam dalam beberapa minggu terakhir menghancurkan Indeks VolatilitasValas Deutsche Bank turun menjadi 5,6 pada Jumat (11/6/2021), terendah dalam hampir 16 bulan.

Terhadap yen, dolar menguat 0,38 persen ke level tertinggi lebih dari satu minggu di 110,09 yen.

"Peningkatan moderat dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS telah mendukung pasangan yang sensitif terhadap suku bunga," kata Direktur Pelaksana, Analisis Mata Uang Global Action Economics, Ronald Simpson.

Penguatan dolar terhadap mata uang Jepang mungkin menjadi tanda pasar valas sedang mencari hasil yang kurang dovish dari pertemuan Fed, kata Simpson.

The Fed memulai pertemuan kebijakan dua hari yang dijadwalkan pada Selasa waktu setempat. Hampir 60 persen ekonom dalam jajak pendapat Reuters mengatakan pengumuman tapering (pengurangan pembelian obligasi) yang sangat dinanti akan datang pada kuartal berikutnya, meskipun pemulihan merata di pasar kerja.

Baca juga: Harga emas anjlok 13,7 dolar, investor khawatir Fed kurang ekspansif

Data terbaru yang menunjukkan lonjakan inflasi telah menimbulkan kekhawatiran bahwa tekanan harga setelah pembukaan kembali ekonomi pasca-COVID-19 dapat memaksa pembuat kebijakan untuk mengurangi stimulus depresiasi mata uang lebih awal.

Sterling sebagian besar tidak tergerak oleh berita Senin (14/6/2021) bahwa Inggris akan menunda berakhirnya langkah-langkah menjaga jarak sosial karena pemerintah berusaha menahan peningkatan pesat dalam infeksi COVID-19.

Di pasar mata uang kripto, Bitcoin diperdagangkan di atas 40.000 dolar AS untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua minggu, sebelum memangkas keuntungan menjadi diperdagangkan pada 39.649,03 dolar AS.

Baca juga: Harga minyak relatif stabil, pasca-Inggris tunda cabut "lockdown"

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021