Cibinong, Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat mengajak mahasiswa turut berkontribusi dalam pembangunan wilayahnya yang terkonsep dalam Program Pancakarsa yaitu cita-cita untuk pembangunan dan pertumbuhan Kabupaten Bogor selama lima tahun. 

"Kontribusi yang sangat nyata terhadap Kabupaten Bogor akan terlihat ketika mahasiswa kelak mengabdikan diri di masyarakat. Sehingga nanti mereka mampu mendedikasikan waktunya, memberikan kontribusi yang konkret kepada Kabupaten Bogor," ungkap Tim Percepatan Pembangunan Strategis Kabupaten Bogor, Saepudin Muhtar alias Gus Udin, di Cibinong, Jumat.

Usai memberikan materi dalam "Badami Ageung" (Musyawarah Besar) yang digelar Himpunan Mahasiswa Bogor (Himabo) Jakarta, Gus Udin menjelaskan, peran serta dan pemikiran mahasiswa sangat penting dalam mempercepat pembangunan Kabupaten Bogor. Terlebih, ia menganggap Himabo merupakan salah satu organisasi primordial di Jakarta yang solid.

“Saya berharap Himabo ini bisa memperkuat budaya intelektualitas dalam membangun Kabupaten Bogor,” katanya.

Dalam bonus demografi ini, Pemkab Bogor sangat membutuhkan pemikiran-pemikiran dan kontribusi langsung dari mahasiswa sebagai masyarakat terdidik.

“Kontribusi yang sangat nyata terhadap kabupaten Bogor setelah nanti mereka mengabdikan diri juga dibutuhkan. Sehingga nanti mereka mampu mendedikasikan waktunya, memberikan kontribusi yang konkret kepada kabupaten Bogor,” papar Gus Udin.

Di samping itu, ia juga memberikan wejangan kepada anggota dan pengurus Himabo untuk tetap menikmati proses dalam berorganisasi. Karena menurutnya, kepemimpinan tidak lahir dari orang-orang yang tidak berproses.

“Sehingga proses ini harus dinikmati. Ada beberapa fase dalam organisasi untuk mencapai kepemimpinan yang baik, salah satunya fase musta’malah atau fase ‘dipakai’,” ujarnya.

Pada fase selanjutnya untuk mencapai kepemimpinan yang baik yaitu dauroh mu’tarofah atau fase pengenalan, dimana dalam fase ini orang-orang mulai mengenal personal seseorang dan potensi yang ada dalam orang tersebut.

“Fase ketiga yaitu dauroh mu’tabaroh atau fase pengakuan. Dari potensi-potensi yang dia miliki, nantinya akan menjadi tempat rujukan,” paparnya.

Faze terakhir, menurutnya adalah dauroh muhtarom atau fase dihargai/dihormati yang mana di fase ini ini tidak bisa lepas dari diri seseorang tanpa melewati tiga fase sebelumnya.

“Oleh karenanya, ketika kita berproses jangan malas, nikmati prosesnya,” ujarnya.
Baca juga: Pemkab Bogor ubah rencana pembangunan 2018-2023 imbas pandemi
Baca juga: Pemkab Bogor latih kepala desa kelola dana "Satu Miliar Satu Desa"
Baca juga: Pemkab Bogor usung tema "Bangkit Bersama" di hari jadi ke-539

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021