Tunis (ANTARA) - Polisi Tunisia menembakkan gas air mata pada Jumat (11/6) untuk membubarkan pengunjuk rasa di lingkungan Sejoumi setelah video yang menayangkan polisi menelanjangi dan memukuli seorang pemuda memicu kemarahan yang meluas.

Video tersebut memicu kritik dari partai politik dan organisasi hak asasi manusia. Perdana Menteri Hichem Mechichi mengatakan petugas yang terlibat telah diberhentikan dari tugas dan insiden yang tidak dapat diterima itu sedang diselidiki.

Baca juga: AS akan beri Tunisia bantuan pinjaman 500 juta dolar

Baca juga: Tunisia beri lampu hijau vaksin COVID Johnson & Johnson



Pada Jumat malam, saksi mata mengatakan kepada Reuters pengunjuk rasa memblokir jalan, membakar ban dan melemparkan batu ke arah polisi, dan petugas menanggapi dengan gas air mata dan mengejar demonstran melalui jalan-jalan Sejoumi.

Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan menentang polisi dan pemerintah.

Satu dekade setelah revolusi melawan kemiskinan, ketidakadilan dan negara polisi, Tunisia telah membuat kemajuan menuju demokrasi tetapi masalah ekonominya telah memburuk, dengan negara di ambang kebangkrutan dan layanan publik dalam situasi yang mengerikan.

Aktivis hak asasi manusia mengeluhkan pelanggaran polisi berulang kali seperti insiden di ibu kota yang tertangkap kamera.

Presiden Kais Saied mengungkapkan kemarahannya dalam pertemuan dengan perdana menteri dan juga bertemu dengan warga di Sejoumi.

Sumber: Reuters


Baca juga: FDA AS minta J&J buang jutaan dosis vaksin COVID-19

Baca juga: Putin: Hubungan dengan AS pada titik terendah dalam beberapa tahun

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021