Jakarta (ANTARA) - Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan varian Delta dari India sebagai salah satu varian virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 lebih cepat menular dibanding varian Alpha dari Inggris.

"Penularannya (varian Delta) 10 kali lipat lebih cepat dari yang biasa," kata Yunis saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Varian B.1.617 dari India mengalami mutasi ganda dibanding varian B.1.1.7 dari Inggris yang hanya mempunyai mutasi tunggal. Oleh karena itu, varian India memiliki bahaya penularan yang lebih cepat dibanding varian Inggris.

Mutasi ganda pada varian Delta virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 tersebut menyebabkan adaptasi virus terhadap antibodi, dan tingkat keparahan penyakit lebih parah karena adaptasi itu.

"Sifatnya bisa beradaptasi dengan lingkungan, jika lingkungan berat dia (varian Delta) bisa beradaptasi," ujarnya.

Baca juga: Panel India sebut perlu respons global tahan varian lebih menular

Selain penularannya yang jauh lebih cepat, yang membuat virus Delta ini bahaya juga adalah keparahan penyakitnya lebih berat dan dari semua kalangan umur bisa terserang dengan cepat.

Baca juga: Vietnam deteksi varian hibrida COVID-19 India dan Inggris

"Bahayanya varian India ini adalah penularannya cepat, severitasnya atau keparahannya juga cepat dan tidak memandang umur mau tua mau muda akan terserang lebih cepat," tutur Yunis.

Baca juga: Badan Kesehatan Inggris: Dua suntikan COVID efektif lawan varian India

Memang, kata dia, mutasi pada virus corona jenis baru penyebab COVID-19 menyebabkan efektivitas vaksin berkurang, namun vaksin yang digunakan saat ini masih tetap efektif melawan varian-varian yang ada sehingga vaksinasi COVID-19 itu membantu seseorang jika terinfeksi COVID-19 tidak sampai jatuh pada kesakitan yang sangat parah.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021