Jakarta (ANTARA) - Saham Hong Kong berakhir datar pada hari Kamis karena investor menunggu data inflasi AS untuk memperkirakan apakah bank sentral AS Federal Reserve akan mulai mengurangi stimulus besar-besaran.
Pada penutupan perdagangan, indeks Hang Seng turun 3,75 poin atau 0,01 persen ke level 28.738,88. Indeks Hang Seng China Enterprises (HSCE) naik 0,11 persen menjadi 10.716,28.
Sub-indeks energi Hang Seng turun 0,1 persen, sementara sektor TI naik 0,23 persen, sektor keuangan berakhir 0,73 persen lebih rendah dan sektor properti naik 0,75 persen.
Yang menguat teratas di Hang Seng adalah BYD Co Ltd, yang naik 6,36 persen, sedangkan pecundang terbesar adalah Haidilao International Holding Ltd, yang turun 2,82 persen.
Data IHK Mei AS akan menjadi fokus berikutnya dan investor harus sangat berhati-hati karena indeks Hang Seng dapat memilih arah segera setelah diperdagangkan dalam kisaran sempit baru-baru ini, First Shanghai Securities mengatakan dalam sebuah laporan.

Saham raksasa pengiriman makanan China Meituan ditutup naik 1,6 persen, menghentikan penurunan beruntun enam hari perdagangan, karena perekrutan yang agresif.

Gubernur bank sentral China mengatakan inflasi "pada dasarnya terkendali", dan kebijakan moneter akan tetap stabil, dalam komentar sehari setelah kekhawatiran
atas tekanan inflasi dikipasi oleh data yang menunjukkan kenaikan tercepat harga di tingkat pabrik dalam 12 tahun. Mata juga tertuju pada hubungan Tiongkok-AS.

Pejabat tinggi perdagangan AS dan China berbicara melalui telepon dan setuju untuk mempromosikan perdagangan yang sehat dan bekerja sama atas perbedaan,  kementerian perdagangan China mengatakan pada hari Kamis, pembicaraan tingkat tinggi terbaru ketika kedua negara tersebut berselisih tentang ketidaksepakatan.

Di seluruh wilayah, indeks saham MSCI Asia kecuali Jepang menguat 0,46 persen, sementara indeks Nikkei Jepang ditutup naik 0,34 persen.

Baca juga: Saham Hong Kong turun karena AS buat UU melawan teknologi China

Baca juga: Saham Hong Kong datar, dipicu penurunan energi diimbangi properti naik

Penerjemah: Biqwanto Situmorang
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021