Varian COVID-19 B117 yang ditemukan dari spesimen warga Bangkalan merupakan sampel yang masuk pada 12 Mei 2021
Surabaya (ANTARA) - Rektor Universitas Airlangga Surabaya Prof  Mohammad Nasih menegaskan bahwa temuan varian baru COVID-19 oleh "Institute of Tropical Disease" (ITD) bukan spesimen dari lonjakan kasus yang ada di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur,  dalam beberapa hari terakhir ini.

"Varian COVID-19 B117 yang ditemukan dari spesimen warga Bangkalan merupakan sampel yang masuk pada 12 Mei 2021," katanya kepada wartawan di Surabaya, Rabu.

Ia menjelaskan hasil "whole genome sequencing" yang baru diumumkan oleh ITD juga bukan disengaja bertepatan dengan kasus yang sedang tinggi di Bangkalan hingga menjadi perhatian nasional.

Proses untuk menganalisis strain suatu virus, kata dia, memang membutuhkan waktu yang lama.

"Yang beredar itu adalah temuan sebulan lalu, bukan sekarang. Jangan dikaitkan, sebab nanti bisa berpengaruh pada psikologis para pasien," katanya.

Sampel varian Alpha COVID-19 itu, lanjut dia, berasal dari spesimen pekerja migran Indonesia (PMI) yang memang harus dites usap antigen dan PCR sebelum kembali ke daerah asalnya masing-masing.

Setelah diketahui positif pun, katanya, mereka harus diisolasi secara terpusat di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya sehingga kecil kemungkinan terjadi penularan di kampung halamannya.

Sementara itu, soal kemungkinan adanya mutasi virus corona di Bangkalan hingga membuat lonjakan kasus, Nasih mengatakan bahwa pihaknya masih harus melakukan penelitian lebih lanjut.

Saat ini para peneliti di ITD Unair sudah mulai mencermati spesimen dari Bangkalan.

"Sekarang sampel Bangkalan baru diterima dua hari lalu, yakni 40 sampel yang sekarang sedang dikerjakan ITD dengan whole genom sequencing," katanya.

Dengan serangkaian proses yang diperlukan, ia memperkirakan hasil whole genome sequencing dari sampel Bangkalan baru bisa diumumkan pada hari Sabtu atau Minggu.

"Proses ini nantinya akan mengungkap apakah virus corona yang menyerang Bangkalan hingga membuat beberapa tenaga kesehatannya meninggal dunia merupakan mutasi atau bukan," demikian Mohammad Nasih.

Baca juga: Ilmuwan Unair temukan mutasi virus corona baru di Surabaya

Baca juga: BPOM periksa validitas riset obat COVID-19 Unair

Baca juga: Kasus baru COVID-19 di Bangkalan capai 322 orang

Baca juga: Pemkot Surabaya bantah hanya wajibkan warga Bangkalan tes COVID-19

Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021