Sintang (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Sintang tidak akan mentolerir daging beku yang berasal dari Malaysia dan bagi pelaku usaha yang memasukkannya ke Sintang akan ditindak tegas, kata Bupati Sintang, Milton Crsoby di Sintang, Jumat

"Tidak ada alasan untuk memasukkan daging yang jelas-jelas ilegal ke Sintang karena itu akan merugikan masyarakat Sintang," kata dia.

Menurutnya, pengawasan terhadap peredaran daging baik itu daging ayam maupun sapi menjelang Lebaran akan diperketat melalui instansi teknis yang ada di Sintang. "Kami akan terus memantau dan jika ada pelaku pasar yang nekat dan ketahuan maka akan kami tindak tegas," jelasnya.

Beberapa hari terakhir, Kalbar dihebohkan dengan masuknya daging beku yang berasal dari Malaysia melalui pintu lintas batas di Entikong.

Menurut Milton, daging beku itu selain ilegal juga tidak diketahui pasti higienis atau tidak karena dari informasi yang diperolehnya beberapa jam setelah tidak lagi beku, kualitas dagingnya sangat tidak bagus. "Kasihan masyarakat kita kalu mengkonsumsi daging yang tidak bagus tersebut, apalagi beberapa pekan terakhir ada kekhawatiran terhadap penyakit flu burung yang bisa saja dibawa melalui daging beku itu," jelasnya.

Ia mengatakan langkah tegas harus diambil terhadap siapa saja yang nekat membawa daging ilegal ke Sintang karena itu juga demi kepentingan masyarakat Sintang. "Begitu ada informasi daging asal Malaysia beredar di Kalbar kami langsung meningkatkan pengawasan," kata dia.

Menurutnya, untuk mengantisipasi kebutuhan daging ayam dan sapi di Sintang menjelang Lebaran, pihaknya sudah melakukan kordinasi dimana untuk kebutuhan ayam broiler akan diupayakan bisa diperoleh dari Singkawang. "Sementara kebutuhan daging sapi kami minta pelaku pasar bisa mencarinya di Kalbar atau bahkan bila perlu sapi dari Madura," ungkapnya.

Sementara untuk pemenuhan kebutuhan telur, ia mengatakan beberaa pemasok telur di Sintang juga sudah diimbau untuk tidak mendatangkan telur dari Malaysia. "Pelaku pasar juga sudah mengtahui kalau telur dari Malaysia hanya bertahan seminggu, makanya rata-rata mereka sekarang memperoleh pasokan dari Singkawang," jelasnya.

Untuk pengaturan harga menurutnya Pemkab Sintang tidak memiliki kewenangan karena semuanya dikembalikan pada mekanisme pasar. "Yang kami minta hanya agar pelau usaha tidak menaikkan harga yang terlalu memberatkan masyarakat, yang wajar saja," kata dia.

Saat ini harga ayam broiler di pasaran Sintang berkisar Rp35 ribu hingga Rp38 ribu per kilogram, sementara daging sapi berkisar antara Rp75 ribu hingga Rp 80 ribu per kilogram. Harga telur juga masih standar yaitu Rp1300 per butir. (ANT-172/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010