topografi Taman Loang Baloq lebih rendah dari permukaan air laut
Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengatakan, penanganan genangan air akibat banjir rob pada Rabu (26/5) yang berdampak ke objek wisata Taman Loang Baloq terkendala peralatan mesin sedot air.

"Untuk mengeringkan areal Taman Loang Baloq, minimal kita gunakan enam mesin sedot air dengan kapasitas besar. Sementara, mesin sedot yang kita punya hanya satu dan kapasitasnya kecil," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Kamis.

Ia mengatakan, pengeringan genangan air di objek wisata Loang Baloq dinilai urgen karena kawasan tersebut merupakan salah satu destinasi wisata.

"Akan tetapi dengan kondisi kita yang serba terbatas saat ini belum memungkinkan untuk melakukan penyedotan. Kalau kita hanya gunakan mesin sedot yang kami punya, dari pagi sampai sore pun genangan tidak akan kelihatan surut," katanya.

Pasalnya, luas areal genangan Taman Loang Baloq bagian selatan yang tahun ini akan direvitalisasi Dinas Pariwisata Kota Mataram sekitar 3,4 hektare.

"Oleh karena itu, untuk sementara ini kita biarkan areal itu kering secara alami, sambil menunggu situasi cuaca lebih baik," katanya.

Baca juga: Mataram peroleh bantuan Rp16 miliar untuk objek wisata Loang Baloq
Baca juga: Pemkot Mataram segera relokasi PKL makam Loang Baloq


Bahkan, lanjut Mahfuddin, pihaknya telah berkoordinasi dengan lurah dan camat setempat untuk membuat saluran dengan lebar sekitar 50 meter hingga ke laut, agar air yang tergenang bisa mengalir ke laut.

Tapi rencana itu ternyata tidak bisa dilakukan, karena jika melihat kondisi cuaca dengan ketinggian gelombang saat ini satu sampai 1,5 meter, maka gelombang akan membawa pasir dan menutupi ujung saluran.

"Apalagi, kondisi topografi Taman Loang Baloq lebih rendah dari permukaan air laut. Karena itulah, untuk sementara kita belum dapat berbuat maksimal dan untungnya pada lokasi itu tidak ada aktivitas masyarakat," katanya.

Sedangkan aktivitas puluhan pedagang kaki lima (PKL) pada taman bagian utara, tambahnya, sudah langsung ditangani sehari setelah banjir rob.

Di sisi lain, pihaknya mengimbau agar areal genangan tersebut tidak lagi dijadikan tempat bermain atau berenang anak-anak. "Kita khawatir anak-anak bisa kena patahan kayu atau sejenisnya karena saat abrasi banyak sampah terbawa," katanya.

Baca juga: Banjir rob di NTB rusak 115 rumah
Baca juga: Kawasan pesisir utara Surabaya terendam banjir rob



 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021