Ambon (ANTARA) - Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) Provinsi Maluku mempersiapkan dua wakil dari daerahnya melalui Provincial Pre Departure Training (PPDT), sebelum diberangkatkan mengikuti Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) 2021.

"Mereka dibekali di PPDT sebelum nantinya berangkat ke Jakarta untuk pembekalan lanjutan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, bersama dengan para wakil dari provinsi lain," kata Ketua PCMI Provinsi Maluku Aditya S. Retraubun di Ambon, Rabu.

Ia mengatakan PPDT sudah dimulai sejak 20 Mei 2021 dan akan berlangsung hingga akhir Juni 2021, berupa public speaking, pengembangan masyarakat, kerja sukarela, manajemen proyek dan semacamnya, termasuk latihan pertunjukan seni dan budaya, agar
wakil dari Maluku lebih siap saat mengikuti PPAN.

PPDT dilaksanakan secara tatap muda dan virtual selama tiga sampai empat jam sehari, dan tiga atau empat kali seminggu oleh alumni PPAN, yakni Aditya Retraubun, Theodora Soukota, Henry Latuheru, Febryanthie Apituley, Vilma V. Ayhuan, Lifia Saputri, Giovanno Sondakh, Reiwind Tutuiha, Frensya Nanlohy dan Feky Pesurnay.

"Kami khawatir kalau mereka tidak dibekali dari sini, karena sudah pernah terjadi wakil kita sering kalah pamor. Maka kami mendirikan PCMI untuk mempersiapkan wakil-wakil dari Maluku yang lolos seleksi PPAN," ucapnya.

Aditya menjelaskan, tahun ini Provinsi Maluku mendapat kuota dua orang untuk Program PPAN, yakni Singapore-Indonesia Youth Leaders Exchange Program (SIYLEP) untuk putra usia 22-30 tahun, dan Indonesia-Australian-Indonesia Youth Exchange Program (IAYEP) untuk putri usia 21-25 tahun.
Baca juga: PPAN diharapkan sejalan dengan agenda diplomasi ekonomi Indonesia
Baca juga: Wamendag ajak generasi muda Maluku jadi wirausaha


SIYLEP akan berlangsung selama 10-15 hari pada Juli 2021. Sejak pertama kali dibuka pada 2017, ini kali pertama Maluku mendapatkan kuota dalam program tersebut. Sedangkan IAYEP akan berlangsung lebih lama, yakni empat bulan, pada Oktober 2021.

Selain seleksi berkas, penilaian dalam seleksi PPAN difokuskan pada pengembangan masyarakat (30 persen), karakter dan psikologi (30 persen), potensi akademik (15 persen), Bahasa Inggris (15 persen) dan pariwisata (10 persen).

Juri untuk PPAN 2021 di wilayah Maluku adalah Prof Marcus J. Pattinama (Plt. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku), Simon Tubalawony (Program Pascasarjana Universitas Pattimura), Theophanny Rampisella (psikolog), Febryanthie Apituley (Alumni pertukaran pemuda Indonesia-Kanada), dan Aditya S. Retraubun (Ketua PCMI Maluku).

Sedikitnya ada 128 peserta dari seluruh Maluku yang mendaftar untuk PPAN 2021. Dari proses seleksi pemberkasan, tes tertulis, kemudian seleksi wawancara dan pertunjukan bakat secara daring pada 20-21 April 2021, Valentino D. Soplantila terpilih untuk SIYLEP dan Theophilia V. Leatemia untuk IAYEP.

"Sesuai dengan kuota, hanya dua orang yang lolos, tapi PPDT tidak hanya untuk mereka berdua, tapi juga boleh diikuti oleh delapan orang lainnya yang lolos tahap tes tertulis," ujarnya.

Ia menambahkan, tahun lalu Maluku tidak mengirimkan wakilnya untuk Program PPAN karena mengingat masih dalam situasi pandemi COVID-19, pelaksanaan program akan berlangsung tidak seperti biasanya, sehingga para peserta tidak akan merasakan secara langsung suasana tinggal di negara lain.

"Setelah kami berdiskusi dengan teman-teman, meski mereka tidak akan berangkat ke luar negeri, tapi ada keuntungan lain yang bisa didapatkan dalam Program PPAN, salah satunya adalah memperluas jejaring ke tingkat nasional dan internasional," ujar Aditya.
Baca juga: Kemenpora perkuat hubungan dengan Jepang terkait pertukaran pemuda

Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021