Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Iran sudah berlangsung selama 70 tahun terakhir.
Jakarta (ANTARA) - Perpustakaan Nasional kembali menjalin kerja sama dengan perpustakaan di luar negeri yakni Perpustakaan dan Arsip Nasional Republik Islam Iran.

Jalinan kerja sama disahkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando dengan Kepala Perpustakaan dan Arsip Nasional Republik Islam Iran (Perpustakaan Nasional Iran) Ashraf Boroujerdi secara virtual pada Senin.

“Perpustakaan Nasional kedua negara sepakat menjalin kerja sama dalam lima ruang lingkup yakni pertukaran informasi dan pengalaman dalam bidang perpustakaan dan informasi, pertukaran dan kunjungan para ahli, layanan dan sumber daya perpustakaan seperti bertukar daftar bahan perpustakaan dan bahan perpustakaan, pelatihan, lokakarya, pameran, seminar dan konferensi antarperpustakaan; dan kolaborasi dalam penelitian,” ujar Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, dalam keterangannya.

Syarif Bando menyatakan sesuai UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, kerja sama melalui penandatanganan MoU dilakukan untuk memperkuat layanan perpustakaan. Saat ini, tercatat ada 63 judul buku tercetak mengenai Iran yang tersedia di Layanan Koleksi Mancanegara Perpusnas.

Baca juga: Perpusnas-KemenPPPA sinergi selenggarakan vaksinasi dan sumbang buku

“Penandatanganan MoU antara Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan Perpustakaan Nasional Iran hari ini untuk memastikan fungsi masing-masing lembaga dapat berkontribusi secara signifikan melalui layanan informasi yang kita miliki, untuk pembangunan nasional dan perkembangan sosial budaya masyarakat, termasuk mendukung edukasi masyarakat dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, agama, dan kebudayaan kedua negara,” jelas dia.

Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Iran sudah berlangsung selama 70 tahun terakhir. Selama tujuh dekade, kerja sama di berbagai bidang dibangun menggunakan kemampuan satu sama lain untuk mencapai kepentingan bersama.

Syarif Bando berharap kedua institusi dapat segera menindaklanjuti sejumlah ruang lingkup MoU yang sudah ditandatangani, secara virtual. Pada kesempatan tersebut, Syarif Bando juga mengundang Perpustakaan Nasional Iran untuk menyelenggarakan pameran di Perpusnas.

“Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini kami mengundang Perpustakaan Nasional Iran untuk melakukan pameran di Perpustakaan Nasional. Sebagaimana kebijakan kami setiap bulan mengundang negara-negara sahabat yang secara resmi ada hubungan diplomatik untuk melakukan pameran bersama di Perpustakaan Nasional,” tambah dia.

Baca juga: Perpustakaan nasional konservasi ratusan manuskrip Aceh

Sementara itu, Kepala Perpustakaan Nasional Iran Ashraf Boroujerdi menjelaskan penandatanganan MoU merupakan momentum penting untuk perluasan hubungan budaya antara Iran dan Indonesia. Perpustakaan dan Arsip Nasional Republik Islam Iran, ujarnya, tertarik untuk bekerja sama di bidang penelitian dengan fokus pada studi Iran dan Islam yang dilakukan dengan mengumpulkan karya dan penelitian dari para pemikir dan peneliti Indonesia serta melakukan bertukar pikiran dan melaksanakan kerja sama.

“MoU hari ini membahas berbagai bidang kerja sama yang dapat meningkatkan hubungan dan berbagai pertukaran antara kedua negara di bidang pertukaran para ahli kita bisa melaksanakan kerja sama bilateral khususnya di bidang manuskrip atau naskah-naskah kuno dan pelatihan serta pengembangan pengetahuan antara para pustakawan kedua belah pihak,” kata Ashraf.

Ashraf berharap pertukaran pengalaman, data, dan peningkatan hubungan antara Perpustakaan Nasional Indonesia dan Perpustakaan Nasional Iran dapat meningkatkan pemahaman pengunjung kedua perpustakaan mengenai budaya, sastra, peradaban, kepercayaan, dan nilai-nilai masyarakat dari kedua negara. 

Baca juga: Mensos Risma semangati para pustakawan agar tidak merasa rendah diri

Pewarta: Indriani
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021