Jakarta (ANTARA) - Industri otomotif menjadi salah satu industri yang terkena dampak wabah virus corona dari sisi ekonomi. Bukan hanya dampak negatif kepada penjualan dan juga produksi, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang memproduksi spare parts juga harus mendapat perhatian.

Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara mengungkapkan bahwa ada sebanyak lebih dari 1000 suplier part atau komponen untuk sebuah kendaraan itu juga harus diperhatikan industri.

Baca juga: Gaikindo dukung pemulihan ekonomi lewat pameran yang aman COVID-19

"Untuk satu buah mobil itu kira-kira membutuhkan 7000-8000 komponen dan itu kan dibuat oleh pabrikan dan ada 1000 suplier untuk memasok kebutuhan part otomotif, pada saat pandemi mereka drop," kata Kukuh Kumara pada saat video conference, Jumat.

Selain itu, masalah ekonomi yang juga tidak stabil membuat banyak dari industri UMKM yang memproduksi komponen yang dibutuhkan oleh sebuah kendaraan menjadi tidak tertolong.

"Yang besar kan pasti bisa bertahan. Yang kita harus jaga itu ada yang UMKM yang pas-pasan, dan kita selalu berdiskusi dengan pemerintah untuk menyelamatkan dan memperhatikannya," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Institute Development on Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan bahwa kendala terbesar bagi pelaku UMKM adalah biaya untuk meningkatkan skala yang lebih besar dan lebih luas.

"Terkait dengan ini masih adalah masalah dan kendala yang dimiliki UMKM, pertama terkait dengan ekonomi yang dipengaruhi oleh kemampuan modal dan pengusaha UMKM untuk bisa mengembangkan skalanya," ucap dia.

Baca juga: Lima merek otomotif penjualan tertinggi di Indonesia

Tidak hanya untuk masalah produksi, rantai masalah itu masih akan terjadi pada saat pengemasan dan juga pengiriman yang banyak memakan biaya untuk dikeluarkan yang menjadi mereka jarang untuk bisa berkembang.

"Selain modal utama untuk sebuah produksi, merek juga harus memikirkan untuk biaya pengemasan dan juga pengiriman yang tidak sedikit memakan biaya, jika saja mereka melakukan pengiriman secara tidak penuh satu kontainer maka harga juga akan pasti mahal dan berbeda jika pengiriman full satu kontainer itu akan lebih murah," jelas dia.

Kendati demikian, industri otomotif sudah menunjukkan kebangkitan yang baik dari hantaman badai COVID-19 yang terjadi sejak Maret 2021 yang lalu. Hal itu, juga dikarenakan efek dari adanya relaksasi PPnBM 0 persen terhadap sejumlah kendaraan.

Selain itu, para anggota dari Gaikindo sendiri juga aktif untuk menjalankan penjualan secara digital maupun pameran yang dilakukan secara digital yang mengikuti arus perubahan perilaku konsumen selama pandemi.

"Selama pandemi, banyak anggota kita yang menjalankan penjualan secara virtual, meski jumlahnya tidak sebesar jika penjualan secara tatap muka. Membeli mobil kan pasti ingin melihat dan merasakan langsung," tutur dia.


Baca juga: Penjualan mobil melesat buah relaksasi PPnBM yang tepat sasaran

Baca juga: Penjualan mobil baru Februari 2021 turun 7 persen

Baca juga: Gaikindo optimistis relaksasi PPnBM dongkrak pasar otomotif nasional
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021