belum ada, dan jangan sampai ada masuk ke Gresik untuk varian baru tersebut
Gresik, Jatim (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, Jawa Timur, menegaskan hingga kini varian baru COVID-19 belum ditemukan di wilayah itu meski wilayah tetangga seperti Kota Surabaya dan Mojokerto sudah terdeteksi masuknya mutasi virus dari Kongo, Afrika.

"Hingga kini Alhamdulillah belum ada, dan jangan sampai ada masuk ke Gresik untuk varian baru tersebut," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, Jawa Timur, drg Saifudin Ghozali di Gresik, Selasa.

Baca juga: Ruangan pasien COVID-19 di sejumlah RS Gresik mulai kosong

Ia mengatakan saat ini dirinya dan beberapa jajaran Dinas Kesehatan terus memantau perkembangan masuknya varian baru itu, dengan cara memperketat pemeriksaan di tingkat kecamatan.

Mantan Kepala Puskesmas Kecamatan Bungah ini mengakui, deteksi varian baru COVID-19 tidak bisa langsung diketahui hanya melalui tes usap antigen atau PCR, namun harus melalui pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium, sehingga bisa disimpulkan varian baru.

"Setelah seseorang menjalani tes usap PCR atau antigen dan hasilnya positif, maka perlu dilanjutkan ke pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi varian baru tersebut," katanya.

Baca juga: RS Lapangan COVID-19 Gresik tutup sementara

Ia berharap varian baru COVID-19 tidak masuk ke Kabupaten Gresik, dan mendorong masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Jatim Herlin Ferliana mengakui adanya temuan varian baru COVID-19 yang merupakan strain mutasi virus dari Kongo, Afrika, dan telah masuk di Kabupaten Mojokerto.

Herlin mengatakan masuknya mutasi virus corona dari Kongo ini dibawa oleh sekelompok WNI yang sempat melakukan perjalanan dinas ke Afrika, salah satunya merupakan warga yang berdomisili di Kabupaten Mojokerto.

Baca juga: Sopir angkutan umum di Gresik divaksinasi COVID-19

Pasien COVID-19 dengan mutasi baru dari Kongo ini merupakan orang tanpa gejala (OTG).

Herlin mengatakan pemeriksaan whole genome sequencing membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui keberadaan strain mutasi virus tersebut.

"Kasus ini telah diketahui sejak Februari lalu, bahwa ada sekelompok WNI yang baru saja tiba dari Kongo, segera kami lakukan pemeriksaan whole genome sequencing dan hasilnya baru keluar pada April kemarin. Kami temukan satu yang terpapar mutasi baru," ujar Herlin. 

Baca juga: Bupati Gresik cairkan intensif COVID-19 untuk nakes

Baca juga: Satgas: Zona merah naik meski dampak libur lebaran belum terlihat


 

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021