Banjarmasin (ANTARA) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan Amanlison Sembiring mengatakan sektor produktif  menjadi andalan bangkitkan ekonomi di Kalsel memasuki tahun kedua masa pandemi COVID-19.

"Sektor produktif dan aman ini kami dorong terus untuk bisa jalan. Salah satunya bidang pertanian," kata Amanlison, di Banjarmasin, Minggu.

Menurut Amanlison, usaha bidang pertanian dan sektor pertambangan memang tidak terlalu terdampak pandemi. Sehingga di sektor tersebut dapat membantu pertumbuhan ekonomi yang melambat secara global.

Berkaca dari sektor pertanian yang menjadi salah satu unggulan Kalsel, maka dia optimis pada triwulan II 2021 ekonomi bisa tumbuh positif di Bumi Lambung Mangkurat.

Sementara untuk sektor lain seperti perdagangan, hotel dan restauran diakuinya paling terdampak pandemi karena terkait interaksi sosial manusia, sehingga sangat sensitif.

Meski begitu, ramainya pusat perbelanjaan dan rumah makan terisi penuh ketika setiap kali waktu berbuka puasa di bulan Ramadhan, Amanlison semakin yakin masyarakat telah sadar dapat tetap bisa beraktivitas dengan mematuhi protokol kesehatan.

Sebagai regulator, Bank Indonesia ingin "payment sistem" atau pembayaran ke arah digitalisasi sehingga mengurangi sistem tunai guna mencegah penularan COVID-19 dari mata uang.

"Kalau semuanya sudah non-tunai, maka masyarakat tidak terhambat ruang lagi ketika beraktivitas dan berinteraksi ekonomi," tandasnya.

Terlepas dari upaya membangkitkan ekonomi tersebut, dipastikan Amanlison penanganan kesehatan agar terbebas dari COVID-19 tetap menjadi prioritas utama saat ini. Karena jika sampai lengah dan kasus COVID-19 naik lagi, maka secara otomatis ekonomi juga anjlok kembali.

Sektor pertanian memang menjadi andalan di Kalimantan Selatan di samping pertambangan, khususnya batubara yang mendominasi selama ini.

Beberapa komoditas seperti padi, jeruk dan pisang bahkan dipasarkan ke Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan sebagian ke Pulau Jawa dan Bali.

Pemprov Kalsel menetapkan target prioritas produksi padi 2,5 juta ton tahun 2021 dari tahun 2020 sebanyak 2,1 juta ton lebih.

Meski diterpa badai pandemi hingga bencana banjir, pada tahun lalu terjadi surplus 1,7 juta ton. Dimana produksi beras di Kabupaten Barito Kuala saja sebanyak 400 ribu ton dapat mencukupi kebutuhan se-Kalsel. Diketahui Barito Kuala menjadi sentra pertanian hingga menjadi penyelenggara acara puncak peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38 tahun 2018 lalu.

Sedangkan untuk sektor perkebunan, Kalsel tahun ini juga mengenjot program peremajaan sawit rakyat (PSR) atau replanting.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel Suparmi mengungkapkan target PSR di tahun ini 3.500 hektar yang terbagi di lima kabupaten yaitu 1.000 hektar Kabupaten Banjar, 500 hektar di Kabupaten Kotabaru, 1.000 hektar di Kabupaten Tanah Bumbu, 500 hektar di Kabupaten Tanah Laut dan 500 hektar di Kabupaten Batola.

"Perkebunan rakyat disubsidi pemerintah agar dapat maju berbarengan dengan sektor perkebunan swasta atau perusahaan besar. Kedua-duanya  sama-sama membantu perekonomian negara termasuk di Kalsel," katanya.

 

Pewarta: Firman
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021