Shanghai (ANTARA) - Saham di China ditutup pada level tertinggi lebih dari dua bulan pada hari Senin, karena kenaikan berkelanjutan pada saham-saham konsumen dan perawatan kesehatan mengalahkan kekhawatiran atas laporan data ekonomi yang lemah di negara tersebut.

Indeks saham unggulan CSI300 naik 1,5 persen menjadi 5.184,99, level penutupan tertinggi sejak 5 Maret, sedangkan indeks Shanghai Composite naik 0,8 persen menjadi 3.517,62, level penutupan terkuat sejak 3 Maret.

Pertumbuhan produksi pabrik China melambat pada bulan April dan penjualan ritel secara signifikan meleset dari perkiraan karena para pejabat memperingatkan masalah baru yang mempengaruhi pemulihan di negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Memimpin kenaikan, indeks kebutuhan pokok konsumen CSI300 dan indeks perawatan kesehatan CSI300 masing-masing naik 2,4 persen dan 2,3 persen, menyusul kenaikan 2,1 persen dan 2,4 persen pada sesi sebelumnya.

"Indeks harga produsen (PPI) yang lebih tinggi biasanya dapat menyebabkan indeks harga konsumen (CPI) yang lebih tinggi, yang mengakibatkan kenaikan harga pada produk konsumen," kata Xia Tian, ​​direktur pelaksana di perusahaan manajemen aset yang berbasis di Shanghai, Minvest dalam sebuah postingan wechat.

"Investor di bulan Mei dan Juni dapat memperhatikan saham konsumen skala kecil dan menengah dengan pendapatan yang solid, khususnya perusahaan konsumen dengan kenaikan harga dan mendapatkan keuntungan dari konsumsi musim panas," tambah Xia.

Namun kekhawatiran atas inflasi mulai muncul, membatasi keuntungan di pasar.

China H Materials (MSAPCHMT Index) adalah sektor dengan kinerja terbaik, naik 22 persen year-to-date didukung oleh perdagangan reflasi, kenaikan harga komoditas dan pembatasan lingkungan oleh pemerintah China, Morgan Stanley mencatat dalam sebuah laporan.

Namun, dengan PPI April yang mencapai 6,8 pesen y-o-y dan diperkirakan akan melonjak hingga 8 persen dalam beberapa bulan ke depan, pemerintah jelas mengkhawatirkan risiko inflasi, Morgan Stanley menambahkan.

China pada hari Rabu mengatakan akan memantau perubahan di pasar luar negeri dan domestik dan secara efektif mengatasi kenaikan harga komoditas yang cepat.

Analis juga berpendapat bahwa pasar akan tetap dalam kisaran saat ini, karena kurangnya pendorong untuk kenaikan yang berkelanjutan dan adanya penurunan likuiditas karena Beijing mempertahankan kebijakan yang berhati-hati.
 

Pewarta: Biqwanto Situmorang
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021