Taipei (ANTARA) - Dalam pesan pada Sabtu malam, pemimpin dan departemen ekonomi Taiwan melalui Facebook mengimbau warga untuk tidak perlu menimbun barang atau terburu-buru ke toko.

Imbauan itu disampaikan setelah orang-orang bergegas berbelanja barang-barang kebutuhan pokok, terutama mie instan dan tisu toilet.

"Setelah lebih dari setahun persiapan, bahan-bahan anti pandemi, barang-barang sipil dan bahan-bahan mentah sudah mencukupi, dan toko-toko juga beroperasi seperti biasa untuk mengisi kembali barang-barang," kata Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen.

Jaringan supermarket Prancis, Carrefour, mengatakan pihaknya membatasi pembelian barang-barang seperti masker dan mie instan di gerai-gerainya di Taiwan serta meminta orang-orang untuk hanya membeli barang yang mereka butuhkan.

Departemen ekonomi menunjukkan gambar gudang-gudang yang dipenuhi dengan kotak mie instan sampai ke langit-langit dan mengatakan persediaan (makanan) "seperti gunung" serta ada banyak tisu toilet dan makanan kaleng untuk dibagikan juga.

Pemimpin Taiwan Su Tseng-chang membuat permohonan serupa di laman Facebook-nya. Tahun lalu, dia telah memicu gelak dengan mengatakan bahwa orang "hanya punya satu dubur" sehingga harus tenang --tidak perlu menimbun kertas toilet. 

Meskipun tidak memerintahkan penguncian total, pemerintah Taiwan telah mendesak warga untuk tinggal di rumah sebanyak mungkin.

Departemen kesehatan mengeluarkan maskotnya, yang berbentuk anjing shiba inu dan diberi nama Zongchai, untuk memperkuat penyampaian pesan-pesan aturan pembatasan di media sosial.

"Dengarkan Zongchai dan tinggallah di rumah," kata departemen itu sambil menunjukkan gambar anjing yang sedang berbaring beristirahat di lantai.


Sumber: Reuters

Baca juga: Universitas Taiwan beralih daring, museum ditutup perangi COVID-19

Baca juga: Pentas seni Idul Fitri untuk ribuan PMI di Taipei ditiadakan

Baca juga: Taiwan larang kedatangan dari India


 

COVID-19 melonjak, 6 provinsi alami keterisian rumah sakit di atas 50 persen

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021