Tanjungpinang (ANTARA) - Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) meminta semua pihak, termasuk media massa untuk tidak menyebarkan informasi seolah-olah eks TKI asal Malaysia yang pulang secara mandiri maupun dideportasi sebagai penyebar COVID-19.

Kepala BP2MI Benny Rhamdani seusai memantau pemulangan eks TKI dari Malaysia, di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang, Selasa, menyatakan informasi terkait kedatangan eks TKI yang seolah sebagai sumber munculnya varian baru COVID-19 tersebut membentuk stigma negatif.

Menurut dia, setiap orang berpeluang sama sama berpotensi tertular COVID-19 sehingga kurang arif jika pemulangan eks TKI dari Malaysia dikaitkan dengan penyebaran COVID-19.

Ia berharap seluruh elemen masyarakat tidak mengeluarkan pernyataan yang terkesan memojokkan eks TKI yang telah dan akan kembali ke Tanah Air.

Baca juga: Info palsu sebabkan kluster baru COVID, dua ekspatriat di HK ditahan

Baca juga: Kasus COVID-19 turun, Indonesia dapat kembali tempatkan PMI ke Taiwan


"Mereka anak bangsa Indonesia, yang harus dilindungi. Mari bersama-sama kita dukung proses penanganan pemulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) agar berjalan lancar," kata Benny.

Ia memastikan kepulangan eks TKI dari Malaysia apakah melalui jalur mandiri maupun deportasi sesuai protokol kesehatan. Seluruh eks TKI akan tes usap dengan metode PCR sebanyak dua kali.

Seluruh eks TKI asal Malaysia akan tinggal sementara di Rumah Penampungan Trauma Center (RPTC) Tanjungpinang sambil menjalani program isolasi mandiri. Ketika eks TKI asal Malaysia itu positif COVID-19, maka segera dirawat di RSKI Galang.

Sementara eks TKI yang sakit, bukan disebabkan terinfeksi COVID-19, maka dirawat di selter BP2MI di Tanjungpinang.

"Bagi yang sehat, setelah lima hari menjalani isolasi mandiri, dan hasil tes usap terakhir dengan metode PCR, negatif, maka dipulangkan ke daerah asal," ujarnya.

Benny menegaskan negara menjamin keselamatan para eks TKI tersebut. Mereka tidak dibebani biaya sepeser pun selama proses pemulangan ke daerah asal.

"Mulai dari makan, berobat, dirawat hingga pemulangan ke daerah asal, ditanggung oleh negara," ujarnya.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad, yang mendampingi Benny saat konferensi pers tersebut mengatakan eks TKI asal Malaysia merupakan pahlawan devisa bagi Indonesia. Mereka harus mendapat perhatian khusus oleh Pemerintah Indonesia.

"Kepri mendukung program pemerintah pusat, terutama membuka pintu masuk baru di daerah lainnya untuk kedatangan PMI dari Malaysia. Ini akan mengurangi beban pemerintah daerah, yang saat ini mengalami kesulitan anggaran," ujarnya.

Ia mengemukakan mulai Juni 2021 sebanyak 7.000 eks TKI akan dipulangkan dari Malaysia, salah satu pintu masuknya yakni Tanjungpinang. "Kalau PMI yang pulang melalui jalur mandiri melalui Pelabuhan Batam Centre, Batam, jumlahnya sekitar 15 ribu orang dalam empat bulan terakhir," katanya.*

Baca juga: Menko prediksikan hampir 50.000 PMI pulang ke Tanah Air

Baca juga: Pekerja migran Indonesia asal Jember-Jatim dikarantina di hotel

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021