Berbagai Negara yang tidak berpenduduk mayoritas muslim memfokuskan pengembangan industri halal menjadi strategi sumber pertumbuhan baru
Solo (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) menggandeng mitra kerja terkait untuk membangun ekosistem ekonomi syariah agar pangsa pasar sektor tersebut dapat meningkat.

"Data menunjukkan hampir tiga dekade atau sejak industri perbankan syariah ada di Indonesia, industri ini tidak berkembang signifikan bahkan relatif stagnan dengan pangsa pasar di kisaran 5 persen," kata Kepala Perwakilan BI Surakarta Nugroho Joko Prastowo usai Forum Silaturahmi Stakeholder Ekonomi dan Keuangan Syariah di Kantor BI Surakarta, Senin.

Ia mengatakan dalam 3-4 tahun terakhir pangsa pasar ekonomi syariah mengalami peningkatan karena adanya konversi beberapa bank umum konvensional menjadi bank umum syariah sehingga pangsa pasar sedikit meningkat menjadi 6,55 persen per Januari 2021.

Di sisi lain, dikatakannya, perkembangan industri halal justru cukup pesat di negara mayoritas nonmuslim dan Indonesia cenderung menjadi konsumen produk halal.


Baca juga: Gubernur BI tegaskan pentingnya sinergi dalam wujudkan EKSyar

"Berbagai Negara yang tidak berpenduduk mayoritas muslim memfokuskan pengembangan industri halal menjadi strategi sumber pertumbuhan baru," katanya.

Besarnya pangsa pasar Indonesia dan tren industri halal global tersebut, dikatakannya, menjadi urgensi atas pengembangan ekonomi syariah nasional yang memiliki potensi sebagai sumber pertumbuhan baru, memperbaiki stabilitas ekonomi dan keuangan domestik sehingga dapat tumbuh secara lebih berkelanjutan dan lebih berkeadilan.

Pada kesempatan yang sama, perwakilan pondok pesantren sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muayyad Windan Kabupaten Sukoharjo Mohammad Dian Nafi mengatakan selama ini perkembangan ekonomi syariah secara global cukup mengejutkan.


Baca juga: BI bakal bentuk "holding" dukung ekonomi syariah di pesantren


"Seperti pemasok ayam halal dunia dari Brasil, pemasok kosmetik halal dunia dari Korea Selatan, pemasok bumbu halal terbesar dari Thailand, daging sapi halal dunia dari Australia, mereka siap untuk diaudit kehalalannya, mulai proses bahan hingga produk, artinya kesadarannya ekonomi syariah sudah mendunia," katanya.

Oleh karena itu, dikatakannya, Indonesia khususnya Soloraya perlu menata diri untuk mengembangkan ekonomi syariah demi memantapkan diri menjadi sebuah ekosistem.

"Termasuk memberikan layanan berkualitas tidak hanya bagi umat Islam tetapi juga semua orang. Solo perlu menginisiasi ini agar ekonomi syariah Soloraya menguat kembali. Sebagai bentuk komitmen, kesadaran, mengarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan," katanya.

Ia mengatakan beberapa potensi ekonomi syariah yang layak dikembangkan di Soloraya di antaranya wisata halal dan kuliner halal. Menurut dia, selama ini Solo merupakan surganya kuliner sehingga kuliner halal layak dikembangkan.


Baca juga: BI dukung Indonesia jadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia

"Belum lagi konten media, market place halal. Sekarang sudah sangat siap dan pelaku ekonomi halal sangat menyadari itu," katanya.

Sementara itu, Asisten Pengembangan Ekonomi Sekda Kota Surakarta Agus Sutrisno mengatakan pemerintah daerah mendukung pengembangan ekonomi syariah tersebut.

"Nanti setelah bulan puasa kami rumuskan dengan BI, sekda, dan para tokoh pondok pesantren, untuk seperti apa nanti kami bisa mendukung. Ekosistem ekonomi syariah yang ada di Solo termasuk Soloraya akan kami dukung," katanya.

Ia mengatakan beberapa bentuk dukungan yang diberikan di antaranya dengan mengeluarkan Perwali yang mengatur tentang ekonomi syariah.

"Kami siap menyusun kebijakan, termasuk mengoptimalkan apa yang dimiliki Pemkot Surakarta, seperti Bank Solo dan koperasi," katanya.


Baca juga: Kadin: Indonesia memiliki potensi besar kembangkan ekonomi syariah

Baca juga: Kemenko Perekonomian: Ekonomi syariah di Indonesia berpotensi besar


 

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021