Yerusalem (ANTARA News/Reuters) - Israel menganggap Lebanon dan Hamas bertanggung jawab atas serangan-serangan ke wilayahnya pekan ini dan akan terus membalas keras setiap serangan, kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Rabu.

"Saya ingin menegaskan lagi kepada Hamas dan pemerintah Lebanon bahwa kami menganggap mereka bertanggung jawab atas provokasi keras terhadap prajurit-prajurit kami," kata Netanyahu dalam pernyataan yang disiarkan televisi.

"Kebijakan kami jelas. Israel akan membalas dan akan terus membalas dengan keras setiap serangan terhadap warga dan prajurit kami," tambahnya.

Empat orang, termasuk seorang perwira senior Israel, tewas dalam tembak-menembak yang hampir tidak pernah terjadi di daerah perbatasan Israel-Lebanon pada Selasa.

Senin, roket yang ditembakkan dari Sinai Mesir menghantam pelabuhan-pelabuhan Laut Merah Yordania dan Israel, menewaskan seorang pria di Yordania. Netanyahu mengatakan bahwa serangan itu dilakukan oleh kelompok garis keras Palestina Hamas.

"Saya ingin menegaskan bahwa penggunaan sebuah wilayah milik negara ketiga yang mengupayakan perdamaian untuk menembakkan roket ke Israel tidak akan membantu Hamas memungkiri tanggung jawab," katanya.

Hamas membantah terlibat dalam serangan roket pada Senin.

Israel menggempur habis-habisan Jalur Gaza hampir dua tahun lalu dengan dalih untuk menghentikan penembakan roket yang hampir setiap hari ke wilayah negara Yahudi tersebut.

Jumlah serangan roket dari Gaza ke Israel dikabarkan berkurang secara berarti sejak Israel meluncurkan perang di wilayah kantung pesisir yang dikuasai Hamas itu pada akhir 2008.

Perang di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember 2008.

Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.

Pasukan Israel juga berulang kali membom daerah perbatasan Gaza dengan Mesir sejak mereka memulai ofensif pada 27 Desember 2008 dalam upaya menghancurkan terowongan-terowongan penyelundup yang menghubungkan wilayah miskin Palestina itu dengan Mesir.

Angkatan Udara Israel membom lebih dari 40 terowongan yang menghubungkan wilayah Jalur Gaza yang diblokade dengan gurun Sinai di Mesir pada saat ofensif itu dimulai.

Terowongan-terowongan yang melintasi perbatasan itu digunakan untuk menyelundupkan barang dan senjata ke wilayah Jalur Gaza yang terputus dari dunia luar karena blokade Israel sejak Hamas menguasainya pada 2007.

Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza. Tiga-belas warga Israel tewas selama perang itu.

Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik itu, dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel.

Jalur Gaza, kawasan pesisir yang padat penduduk, diblokade oleh Israel dan Mesir setelah Hamas berkuasa hampir tiga tahun lalu.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010