Jakarta (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro) menilai kehadiran para pelaku gig economy dapat membantu mendorong ekonomi domestik kembali pulih usai terdampak oleh pandemi COVID-19 lebih dari setahun terakhir.

Pelaku gig economy merupakan pasar tenaga kerja yang selama ini identik dengan karyawan kontrak jangka pendek (half-unemployed) atau pekerja lepas (freelancer).

"Pada tahun 2020 berdasarkan data terdapat peningkatan yang signifikan atas gig workers sebesar 27,07 persen dari tahun sebelumnya. Peran dari gig economy ini mampu menggerakan roda perekonomian Indonesia dan menjadi UMKM baru karena memiliki fleksibilitas dari sisi waktu dan kesempatan," kata Direktur Utama BRI Agro Kaspar Situmorang melalui keterangan di Jakarta, Senin.

Kondisi pandemi seperti saat ini memang menjadikan pekerja sektor informal lebih kreatif untuk memanfaatkan peluang. Pekerja sektor informal atau yang saat ini dikenal dengan sebutan gig economy adalah pekerja informal seperti ojek online, ibu-ibu yang menjadi reseller atau dropshiper di toko daring, atau pekerja lepas tetapi masih bisa mengoptimalkan platform daring sebagai sumber penghasilannya.

Baca juga: BRI manfaatkan bank digital untuk sasar pelaku gig economy

Oleh karena itu, lanjut Kaspar, sebagai bentuk kepedulian terhadap pemberdayaan masyarakat serta pendidikan, emiten berkode saham AGRO itu memberikan bantuan paket sembako yang menyasar pelaku gig economy di 15 kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Bogor, Bandung, Cikarang, Solo, Semarang, Surabaya, Medan, Palembang, Pekanbaru, Jambi, Lampung, Balikpapan, Pontianak dan Makassar.

"Sasaran kami untuk pemberian paket sembako gratis adalah kepada gig economy workers yang sedang bertahan di tengah kondisi pandemi seperti sekarang ini. Kami membagikan 2.000 paket melalui kantor pusat dan kantor cabang BRI Agro," ujar Kaspar .

Sebagai bagian dari BRI Group yang ditugaskan sebagai penyerang digital, maka BRI Agro memiliki kepedulian kepada gig economy workers karena selaras dengan strategi perusahaan yaitu sebagai The Best Digital Bank for Agri & Beyond by Becoming House of Fintech & Home of Gig Economy.

BRI Agro pun menggandeng Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) dan Asosiasi FinTech Indonesia (AFTECH) agar dapat masuk ke dalam ekosistem tersebut.

Senada dengan hal tersebut, Adrian Gunadi selaku Ketua Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) menyatakan bahwa dengan adanya kerjasama antara perbankan dengan fintech menimbulkan kolaborasi yang positif.

Baca juga: Dirut BRI buka peluang jadikan BRI Agro sebagai bank digital

"Kami apresiasi kolaborasi yang terus dibangun oleh BRI Agro dengan industri fintech lending di Indonesia. Fintech lending dapat menghasilkan credit profile dari para pelaku gig economy melalui digital footprint dari kegiatan para pelaku tersebut. Sehingga ini merupakan digital sales channel baru bagi bank yang lebih luas jangkauan penetrasi, dan dengan menggunakan alternative credit score dapat memperkuat analisa kredit," ujar Adrian.

Sedangkan bagi pelaku fintech lending, lanjut Adrian, adanya akses pendanaan dari bank melalui channeling tersebut tentunya diharapkan dapat mendanai kebutuhan para pelaku gig economy dengan skala yang lebih besar dan tentunya biaya yang kompetitif.

Di pihak lain, Mercy Simorangkir selaku Managing Director Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) mendukung penuh kegiatan CSR BRI Agro kali ini. Dukungan yang diberikan terhadap mereka yang bekerja dan menjadi last milers serta menjembatani pemanfaatan layanan keuangan digital, termasuk fintech di masyarakat, merupakan salah satu dari wujud komitmen kolaborasi perbankan dengan fintech.

"Sebagian besar gig workers terdiri dari masyarakat pra-sejahtera, sehingga dengan adanya kegiatan yang dilaksanakan oleh BRI Agro maka kami harapkan agar taraf hidup pelaku sektor informal ini dapat meningkat apalagi kegiatan ini dilaksanakan di bulan penuh berkah," ujar Mercy.

Pada kesempatan tersebut, BRI Agro juga memberikan bantuan pendidikan kepada anak yatim, salah satunya kepada Yayasan Panti Asuhan Kubah Rahmatan Indonesia dan Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu Al Hasanat di Jakarta. Paket bantuan pendidikan yang diserahkan terdiri dari buku, alat tulis dan keperluan lainnya untuk proses belajar.

"Total bantuan pendidikan yang diberikan senilai Rp105 juta yang kami distribusikan juga melalui kantor cabang kami," ujar Kaspar.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021