Jakarta (ANTARA) - Anggota DPD, Richard Pasaribu, akan terus mendorong penguatan budidaya cabai di pulau Setokok, Batam dengan meningkatkan keahlian dan pengetahuan praktik langsung petani di lapangan.
 
“Kegiatan penyuluhan (untuk petani cabai) terus ditingkatkan sampai transfer berbagai skill dan pengetahuan budidaya yang baik dan benar,” kata dia, dalam keterangan persnya diterima di Jakarta, Rabu.
 
Cabai merah, kata dia, merupakan salah satu komoditas pertanian paling atraktif. Pada saat-saat tertentu, harganya bisa naik berlipat-lipat, namun pada momen lain bisa turun hingga tak berharga.

Baca juga: Ketua DPD minta pemerintah segera atasi limbah di Pulau Untung Jawa
 
Hal ini membuat budidaya cabai merah menjadi tantangan tersendiri bagi para petani. Selain fluktuasi harga, tantangan lain dari budidaya cabai yakni cukup rentan terhadap kondisi cuaca dan serangan hama.
 
Kemudian, biasanya petani cabai harus mengeluarkan biaya cukup tinggi untuk meminimalkan semua risiko-risiko tersebut. Oleh karena itu menurut dia teknologi sebenarnya menjadi salah satu solusi mengatasi persoalan-persoalan dari budidaya cabai.

Baca juga: Ketua DPD minta pemda perhatikan insentif tenaga kesehatan
 
“Kita lihat bagaimana kondisi padang gurun di Israel, tapi sektor pertanian berkembang karena dengan teknologi. Israel dan Tiongkok juga berhasil meningkatkan kegiatan pertanian sampai mengalihkan teknologinya kepada Afrika,” kata dia.
 
Usaha budidaya di Setokok menurut dia didukung program Bank Indonesia dan menghasilkan 10-12 ton cabai per Hektare. Panen kali ini berlangsung akhir Maret yang lalu dan saat ini masih berlangsung.
 
Kapasitas produksi 400-450kg per hari setiap panen. Bibitnya didapat dari Kecamatan Indrapura, Kisaran di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara.

Baca juga: Anggota DPD: Pertanian organik di Bali hadapi berbagai tantangan
 
“Saya sempat petik, dan besok (cabai) mekar lagi. Setelah tiga bulan, Maret-Juni, produksi turun. Standar, cabai tumbuh selama delapan bulan, tapi kalau konsisten perawatan, dengan asupan, panen bisa berlanjut lagi sampai bulan ke sembilan, bahkan bulan ke-13," ucapnya.
 
Ia mengatakan sektor pertanian di Kepulauan Riau, khususnya Batam, akan ikut membangun sistem ketahanan pangan nasional pada masa mendatang, sebagaimana Presiden Joko Widodo sudah meresmikan tiga lokasi food estate.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021