Jakarta (ANTARA) - "Gol...!!!", teriakan suporter serempak layaknya koor menggema dari tribun stadion ketika bola berhasil disarangkan tim kesayangan ke gawang lawan.

Terompet dan tetabuhan genderang pun berkumandang membahana silih berganti sampai-sampai mengalahkan pekik kegirangan sang pencetak gol di tengah lapangan.

Begitulah kira-kira suasana pertandingan sepak bola sebelum pandemi COVID-19. Gegap gempita dan kemeriahannya begitu terasa hingga sanggup memacu adrenalin kala berlaga.

Baca juga: Menko PMK: Piala Menpora awal kebangkitan sepak bola nasional

Namun, semua berubah sejak pandemi melanda. Segala sektor kehidupan terdampak, termasuk laga sepak bola yang terpaksa absen tanpa kejelasan selama hampir setahun.

Ketidakjelasan situasi membuat banyak klub kebingungan dan terpaksa meliburkan pemain, semua kegiatan, bahkan latihan. Apalagi, belum ada titik terang soal kompetisi.

Perlahan tapi pasti, laga akhirnya bergulir lagi, diawali turnamen Piala Menpora 2021 yang menjadi pertandingan uji coba di tengah pandemi dengan sederet protokol kesehatan yang harus ditaati.

Tak boleh ada penonton di stadion, tak boleh ada kerumunan suporter, hingga nonton bareng (nobar) pun haram digelar. Suporter setia hanya bisa menyoraki tim idolanya dari muka layar televisi.

Selama pertandingan, PT Liga Indonesia Baru (LIB) bersama PSSI pun menyiapkan protokol kesehatan yang super ketat bagi pemain dan ofisial, mulai akomodasi difilterisasi sampai kewajiban tes usap bagi yang terlibat dalam pelaksanaan laga.

Klub-klub Liga 1 menyambut baik Piala Menpora meski menghadapi waktu yang singkat untuk bersiap, kurang lebih dua minggu. Maklum, selama hampir setahun mereka mungkin tak bertemu, apalagi berlatih bersama.

Ada tim yang menyiasati dengan masuk bursa transfer pemain, mendatangkan pemain asing, tetapi ada juga tim yang percaya diri dengan amunisi yang sudah ada dan menyeleksi pemain muda.

Baca juga: Menpora optimistis liga berjalan meski ada insiden suporter


Wanti Menpora Amali

Tibalah saat yang dinanti, 21 Maret 2021 menjadi awal turnamen pramusim Piala Menpora 2021 yang dibuka di Stadion Manahan, Solo, diikuti 17 tim terbagi dalam empat grup di babak penyisihan.

PSIS Semarang, Barito Putera, Arema FC, dan Tira Persikabo menghuni Grup A, kemudian Grup B berisi Persija Jakarta, PSM Makassar, Bhayangkara FC, Borneo FC.

Grup C (Persebaya, Madura United, PSS Sleman, Persela Lamongan, Persik Kediri), serta terakhir Grup D diisi Persib Bandung, Bali United, Persiraja, dan Persita Tangerang.

Pertandingan babak penyisihan dibagi di empat lokasi, yakni Stadion Manahan Solo, Stadion Maguwoharjo Sleman, Stadion Si Jalak Harupat Bandung, dan Stadion Kanjuruhan Malang demi menyiasati konsentrasi suporter.

Babak penyisihan mulai, deretan kursi kosong di tribun penonton jelas terlihat kala pemain merumput. Atmosfer memang berasa berbeda, tapi tak menyurutkan semangat pemain untuk berlaga dengan semangat membara.

Terbukti, mati-matian tim berjibaku untuk bisa lolos penyisihan. Tim yang bermodalkan pemain lokal, seperti PSIS Semarang, PSM Makassar, dan Persebaya Surabaya bisa lolos delapan besar.

Baca juga: Persija Jakarta juara Piala Menpora

Mereka membuktikan kualitas dan performa pemain lokal dan penggawa muda yang diboyongnya tak kalah dengan tim-tim yang punya modal menyegarkan skuad dengan memboyong pemain-pemain top.

Laga demi laga berjalan dengan lancar, dan pastinya tanpa penonton. Suporter sudah mematuhi komitmen yang disepakati, sebagaimana diwanti-wanti oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali.

Bahkan, Menpora Amali sudah pasang badan memberikan jaminan agar turnamen Piala Menpora 2021 tetap berlangsung meski situasi tengah pandemi COVID-19.

Nyatanya, Menpora mengakui dan memuji penerapan protokol kesehatan yang ketat dalam setiap pertandingan, termasuk hingga laga final Piala Menpora yang mengantarkan Persija Jakarta sebagai pemenang dan Persib juara kedua, Minggu, 25 April kemarin.


Komitmen suporter

Sejak awal, tarik ulur dikeluarkannya izin pertandingan, salah satunya karena persoalan suporter, karena digelarnya laga dikhawatirkan bakal menimbulkan kerumunan massa yang jadi kluster COVID-19.

Kekhawatiran itu memang beralasan, tapi tak boleh menjadikan sikap pesimistis sehingga laga tak jadi. Kenyataannya, apa yang dikhawatirkan tak terjadi, para suporter tetap menaati apa yang disepakati.

Kepatuhan suporter untuk menonton dari rumah tercipta karena peran serta banyak pihak, terutama klub, komunitas suporter, dan penyelenggara, dan pemerintah yang terus mengampanyekan #DukungDariRumah.

Seperti dilakukan manajemen Borneo FC dengan menggandeng kalangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk menjual tiket pertandingan yang akan disaksikan via layar kaca.

"Jadi, karena suporter tak bisa menonton di stadion, kami menjual tiket secara 'starter pack'. Artinya, ada beberapa paket yang akan kami berikan kepada pembeli tiket nantinya," ujar Sekretaris Borneo FC Reza Katamsi.

Baca juga: Piala Menpora: Dari rumah, untuk Indonesia

Para pembeli tiket akan mendapatkan masker untuk laga perdana kontra Bhayangkara FC, tali ID card untuk laga kedua, dan seterusnya, hingga voucher kopi di berbagai gerai.

Demikian pula, Persib juga terus meyakinkan pada Bobotoh, suporter fanatiknya untuk mendukung tim dari rumah saja, dengan mengajak berinteraksi masing-masing suporter lewat program Sampurasun Bobotoh.

"Untuk Sampurasun Bobotoh ini kami melibatkan langsung ke tiap-tiap individu. Kami bertukar pikiran soal bagaimana memberikan dukungan ke Persib di tengah masa pandemi ini. Hasilnya, sebenarnya, dukungan mereka tidak serta-merta luntur hanya karena tidak mendukung langsung ke stadion," kata Fans Engagement PT Persib Bandung Bermartabat Rijki Kurniawan.

Tak cuma mengimbau, PSSI Pers juga bekerja sama dengan Helo dan PT LIB untuk mengampanyekan #DukungDariRumah lewat cara lomba chants jelang bergulirnya Piala Menpora 2021.

Dengan menyaksikan pertandingan di rumah saja, suporter bisa mendapatkan total hadiah Rp10 juta yang sudah disiapkan dan akan dibagikan kepada juara pertama, peringkat kedua, serta peringkat ketiga.

Baca juga: PSSI minta maaf dan sayangkan sikap suporter Persija-Persib


Berkah dan prestasi

Berbagai upaya yang dilakukan penyelenggara, pemerintah, hingga penikmat sepak bola patut diapresiasi karena hasilnya bisa dinikmati hingga Piala Menpora usai, yakni kepatuhan suporter terhadap komitmen untuk mendukung timnya dari rumah.

Bahkan, bukan hanya soal bola. Berkah Piala Menpora juga dirasakan semuanya, termasuk tenaga medis yang dipercaya melakukan tes usap hingga petugas keamanan di stadion.

Petugas keamanan di Stadion Manahan Solo Christian Tri Prasetya berterima kasih dengan adanya gelaran Piala Menpora 2021 karena bisa kembali bekerja setelah sekian lama vakum tak ada pertandingan.

Vakumnya kegiatan olahraga khususnya di Stadion Manahan, lanjut dia, sangat mempengaruhi ekonomi keluarganya, tetapi dengan bergulirnya turnamen Piala Menpora membuatnya kembali semangat bekerja.

"Kami bersyukur di kegiatan ini kami dilibatkan lagi. Mungkin berkah puasa ini. Jadi, secara ekonomi kegiatan ini sangat membantu kami khususnya di teman-teman keamanan," kata petugas berseragam gelap dengan rompi berwarna oranye bertuliskan "Steward" di punggungnya.

Baca juga: Menpora minta Polri tindak oknum suporter Persija-Persib

Sekali lagi, Tri berharap dirinya bersama rekan-rekannya dapat kembali dipercaya menjelang musim liga yang akan bergulir.

Turnamen Piala Menpora memang telah usai, tetapi semoga menjadi awal dari gelaran kompetisi Liga 1 dan 2 yang tengah dinanti. Kekurangan yang ada dapat menjadi perbaikan untuk kesempurnaan laga mendatang.

Toh, gelaran Piala Menpora juga melejitkan sejumlah prestasi yang tak diduga, seperti munculnya bintang-bintang baru yang bersinar dengan penampilannya yang apik.

Sebut saja, Assanur Rijal "Torres" dari Persiraja yang tampil sebagai top skor dan pencetak "hattrick" atau Pratama Arhan Alif Rifai, bek belia PSIS Semarang yang dinobatkan sebagai pemain muda terbaik.

Performa sayap Persib Frets Listanto Butuan dan Hilman Syah kiper PSM Makassar juga tak kalah ciamik. Harus diakui, Piala Menpora 2021 membuktikan sepak bola negeri tak gentar menembus pandemi untuk meraih prestasi.

Baca juga: Marc Klok pemain terbaik Piala Menpora 2021

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021