Dengan demikian, rumah tangga masyarakat Indonesia juga akan semakin sejahtera. Salah satu kuncinya adalah bantu ajari perempuan untuk lebih memahami keuangan
Jakarta (ANTARA) - Pakar investasi Krizia Maulana menilai para perempuan selaku Kartini masa kini harus pintar dan bijak mengelola keuangan, terutama keuangan rumah tangga.

Menurut Krizia, mengingat peran penting perempuan dalam mengelola keuangan rumah tangga, sudah seharusnya upaya agar perempuan Indonesia semakin cerdas finansial perlu didukung.

"Dengan demikian, rumah tangga masyarakat Indonesia juga akan semakin sejahtera. Salah satu kuncinya adalah bantu ajari perempuan untuk lebih memahami keuangan," ujar Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) itu dalam keterangan di Jakarta, Minggu.

Mengutip laporan statistik Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan OJK tahun 2019 terhadap 12.773 responden di 34 provinsi di Indonesia, indeks literasi keuangan perempuan Indonesia (36,13 persen), masih sedikit berada di bawah kaum laki-laki (39,94 persen). Demikian juga pada indeks inklusi keuangan, perempuan (75,15 persem) sedikit di bawah laki-laki (77,24 persen).

Sementara itu, hasil Survey on Financial Inclusion and Access (SOFIA) yang dilakukan oleh Oxford Policy Management Ltd. (OPML) pada 2016-2017 bekerja sama dengan Bappenas, pemerintah Australia dan Switzerland di empat provinsi belahan timur Indonesia, yaitu Jawa Timur, Sulawesi Selatan, NTB, dan NTT terhadap 20 ribu responden, menunjukkan bahwa proporsi perempuan secara signifikan lebih tinggi (68 persen) dalam menyimpan uang dibandingkan laki-laki (50 persen).

Hal itu menegaskan hasil pengamatan bahwa menyimpan uang sudah tertanam sebagai karakter bawaan kaum perempuan. Akan tetapi, pada survei ini terlihat bahwa sebagian besar aktivitas menabung terjadi di luar sistem keuangan.

Perempuan dewasa lebih cenderung menabung di rumah (rata-rata 35 persen, dan terutama tinggi di NTT yaitu 63 persen), sementara laki-laki lebih cenderung menabung di bank (34 persen, dibandingkan dengan 18 persen perempuan).

Krizia mengatakan, tips pertama adalah memahami prinsip pengelolaan keuangan dasar. Dengan semakin banyaknya perempuan yang masuk ke dunia kerja maupun wiraswasta, kontribusi perempuan dalam pembentukan kekayaan rumah tangga menjadi sama pentingnya dengan laki-laki selaku kepala keluarga.

Dalam pengelolaan keuangan, yang terpenting adalah memahami prinsip pengelolaan keuangan dasar, dalam hal ini adalah melakukan pencatatan keuangan (pemasukan dan pengeluaran).

"Dengan demikian kita dapat menghindari terjadinya kebocoran keuangan atau pengeluaran berlebih tanpa tahu dipakai untuk keperluan apa," katanya.

Catatan keuangan akan membuat pengelolaan keuangan rumah tangga menjadi lebih terkendali, sehingga dapat melakukan analisa apakah pengeluaran lebih banyak untuk keperluan wajib atau konsumtif karena yang diharapkan adalah pengeluaran konsumtif bisa berkurang, sehingga setiap rumah tangga dapat menyisihkan sebagian dana untuk beragam kebutuhan jangka menengah dan jangka panjang, kata Krizia.

Tips yang kedua adalah menyimpan di tempat yang aman. Krizia menyarankan untuk menghindari menyimpan uang tunai dalam jumlah banyak di rumah.

"Selain rawan kriminalitas dan terdapat kemungkinan termakan rayap atau menjadi lapuk, menyimpan uang di rumah juga meniadakan peluang untuk meningkatkan kekayaan," kata

Jika tidak nyaman dengan risiko produk investasi yang cenderung tinggi, seperti pada obligasi atau saham, bisa memanfaatkan reksa dana pasar uang yang memiliki tingkat risiko paling rendah.

Adapun reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana saham lebih sesuai untuk pribadi yang memiliki profil risiko moderat atau agresif dengan orientasi investasi jangka menengah-panjang.

Jika enggan meninggalkan rumah di masa pandemi, manfaatkan fintech atau market place reksa dana yang menawarkan kemudahan dan kenyamanan akses ke produk reksa dana melalui jaringan internet. Cukup mulai dengan Rp10 ribu, kini sudah bisa berinvestasi di reksa dana.

Pilihannya pun beragam, dari yang konservatif seperti di reksa dana pasar uang dengan potensi imbal hasil yang lebih menarik dibandingkan tabungan dan deposito, hingga yang agresif seperti di reksa dana saham, dengan potensi imbal hasil yang tinggi. Tentunya, harus diingat, berlaku prinsip "high risk high return".

"Memang tidak mudah untuk menjadi perempuan. Selain memiliki beragam peran yang harus diemban, perempuan juga dituntut untuk mengelola keuangan rumah tangga dengan baik. Kemampuan untuk melakukan berbagai peran penting, termasuk mengelola uang dengan baik inilah yang merupakan karakteristik perempuan tangguh, Kartini masa kini," ujar Krizia.

Baca juga: Cara tingkatkan kesehatan finansial selama pandemi

Baca juga: Cerdaslah kelola keuangan bisnis agar kemerdekaan finansial tercapai


 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021