Jakarta (ANTARA) - Nilai-nilai kebudayaan perlu diperkuat demi mengantisipasi berbagai dampak buruk dari kemajuan teknologi informasi digital, kata Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Syaiful Bahri Anshori.

Menurut dia, penguatan nilai-nilai kebudayaan perlu dilakukan pada berbagai sektor yang saat ini telah beradaptasi dengan kemajuan teknologi informasi, di antaranya pendidikan, ekonomi, teknologi data, dan bidang lainnya.

“Nilai-nilai kebangsaan dan muatan lokal dapat meminimalisir dampak negatif (kemajuan teknologi informasi, Red),” kata Syaiful, anggota DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagaimana dikutip dari pesan tertulisnya di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Anggota DPR: Kerahkan kemampuan deteksi bawah air temukan KRI Nanggala

Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan banyak peluang baru muncul pada era informasi digital, tetapi berbagai kesempatan itu juga diiringi oleh banyak tantangan sehingga perlu ada antisipasi, misalnya lewat pembuatan kebijakan dan peraturan yang komprehensif.

“Ini perlu diantisipasi, tujuannya agar bangsa kita mampu meningkatkan daya saing sehingga jadi bangsa yang kompetitif pada masa mendatang,” kata dia.

Berbagai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat pada era informasi digital, di antaranya terkait masalah pelindungan data pribadi dan penyebaran berita bohong.

Terkait tantangan itu, Tenaga Ahli Menteri Komunikasi dan Informasi Devie Rahmawati, dalam keterangan yang sama, mengatakan banyak kasus kekerasan saat ini berpindah dari dunia fisik (offline) ke ruang-ruang virtual (online).

Kekerasan di ruang-ruang virtual itu dapat dilakukan oleh para pengguna Internet melalui unggahan teks dan video, yang disebarkan salah satunya lewat media-media sosial.

Oleh karena itu, ia menerangkan kementerian Informasi dan Komunikasi pun berkolaborasi dengan Jaringan Penggiat Literasi Digital (Japelidi) dan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi menyusun empat modul terkait cara-cara aman berselancar di dunia maya.

Empat modul itu antara lain membahas isu “Budaya Bermedia Digital”, “Aman Bermedia Digital”, “Etis Bermedia Digital”, dan Cakap Bermedia Digital”, sebut Devie, tenaga ahli menteri bidang komunikasi dan media massa.

“Melalui keempat modul ini diharapkan masyarakat menjadi cakap digital dengan mengambil manfaat positif dari teknologi dan menjauhkan diri dari kerugian yang mungkin diperoleh akibat rendahnya kecakapan digital,” kata dia menerangkan.

Baca juga: Anggota Komisi VIII DPR RI kunjungi Desa Meko serahkan bantuan
Baca juga: Anggota Komisi IV DPR RI minta pemerintah dirikan Bilih Center

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021