"Ini bagian dari sosialisasi yang kami siapkan
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan memberikan pembekalan, dan pelatihan kepada personel Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) di Kabupaten Malang, Jawa Timur, terkait kebencanaan.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa pembekalan dan pelatihan kepada para Babinsa, dan Bhabinkamtibmas tersebut, karena merupakan garda terdepan pada saat terjadi bencana, seperti yang terjadi di wilayah Kabupaten Malang saat ini.

"Ini bagian dari sosialisasi yang kami siapkan, juga melatih Babinsa, dan Bhabinkamtibmas, agar mereka lebih paham terkait gempa bumi, tsunami, dan cuaca ekstrim," kata Dwikorita, di Pendopo Agung Malang, Jawa Timur, Selasa.

Dwikorita yang kerap disapa Rita itu menambahkan, personel Babinsa, dan Bhabinkamtibmas tersebut, merupakan garda terdepan yang akan melakukan respon pada saat terjadi bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, atau cuaca ekstrim.

Oleh karena itu, lanjut Rita, pembekalan dan pelatihan para Babinsa, dan Bhabinkamtibmas tersebut menjadi penting, karena para personel tersebut yang akan langsung bersentuhan dengan masyarakat usai mendapatkan peringatan dini dari BMKG.

Baca juga: BMKG: Teknologi canggih tak berguna jika warga tak siap hadapi tsunami

Baca juga: BMKG dorong peningkatan mitigasi bencana di Indonesia


"Karena mereka garda terdepan dalam memberikan respon, atau menyiagakan masyarakat saat mendapatkan peringatan dini dari BMKG," kata Rita.

Selain itu, BMKG saat ini juga telah melakukan survei dan mengukur kerentanan tanah terhadap gempa bumi di Malang. Hasil dari survei tersebut nantinya akan berupa peta mikro zonasi kerentanan wilayah terhadap gempa bumi.

Kemudian, selain memberikan pembekalan, dan melakukan survei tersebut, saat ini, lanjut Rita, petugas BMKG ikut turun langsung ke lokasi terdampak gempa di Malang untuk menenangkan warga. Sebab, diakuinya, warga terdampak gempa dipastikan masih merasakan trauma.

"Warga setelah mengalami gempa, sudah lama tidak ada gempa, katakan sudah 20 tahun lebih. Tiba-tiba ada gempa, pasti trauma, dan panik. Kami sudah mulai memberikan sosialisasi untuk menenangkan warga," kata Rita.

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Malang, hingga 12 April 2021, total rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa yang mengguncang wilayah Kabupaten Malang tersebut mencapai 3.748 unit.

Dari jumlah tersebut, terbagi dari sebanyak 1.018 unit rusak berat, 1.130 unit rusak sedang dan 1.600 unit rusak ringan. Kerusakan tersebut, tersebar di sebanyak 25 kecamatan di wilayah Kabupaten Malang.

Selain itu, gempa juga merusak fasilitas umum seperti 170 bangunan sekolah, sembilan unit fasilitas kesehatan, 51 rumah ibadah, dan 15 unit fasilitas umum lainnya.

Baca juga: Kepala BMKG: Perkuat kearifan lokal tanamkan peringatan dini bencana

Baca juga: Kepala BMKG sebut intensitas hujan semakin tinggi setiap tahun


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021