Kalau kriteria 'imkanur rukyat' MUI dan Mabims (Menteri Agama negara Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) sudah terpenuhi
Yogyakarta (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan pemantauan hilal atau rukyatulhilal di Pos Observasi Bulan Syekh Bela Belu Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Senin sore, untuk menentukan mulai masuknya bulan Ramadhan 1442 Hijriah.

"Pengamatan menggunakan tiga teropong bintang milik BHR Kanwil Kemenag DIY dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta," kata Kepala Seksi Kemasjidan, Hisab Rukyat, dan Pembinaan Syariah Bidang Urusan Agama Islam Kanwil Kemenag DIY Yosep Muniri saat dihubungi di Yogyakarta, Senin.

Ia mengatakan rukyatulhilal dilaksanakan secara terpusat di Pos Observasi Bulan (POB) Syekh Bela Belu Parangtritis karena sekaligus menyosialisasikan rencana pembangunan pos observasi itu.

"Disentralkan di POB karena sambil sosialisasi rencana pembangunan gedung pos observasi itu," kata dia.

Baca juga: Rukyatul hilal di Lampung dilakukan di Bukit Gelumpai

POB Syekh Bela Belu Parangtritis ke depan menjadi sentral pemantauan hilal di DIY untuk menentukan awal bulan Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah.

Yosep menuturkan kegiatan rukyatulhilal Ramadhan 1442 Hijriah tersebut akan diikuti 30 orang dari unsur Kemenag, Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY, PW Nahdlatul Ulama (NU) DIY, PW Muhammadiyah DIY, Pengadilan Agama dan Badan Hisab Rukyat (BHR), serta Lembaga Kajian Astronomis Yogyakarta.

"Pelaksanaan memperhatikan protokoler kesehatan dengan jumlah 50 persen kapasitas lokasi," kata dia.

Berdasarkan data astronomis di lokasi Yogyakarta pada Senin, pukul 09.31 WIB, ketinggian hilal diperkirakan telah mencapai 3,9 derajat saat Matahari terbenam.

Data dari BHR DIY tersebut, kata dia, telah memenuhi salah satu standar "imkanur" rukyat MUI dalam penetapan awal Ramadhan yang mensyaratkan tinggi minimal dua derajat.

Oleh sebab itu, kata dia, seluruh umat Islam memiliki kemungkinan mulai berpuasa pada Selasa (13/4) secara bersamaan sesuai dengan hasil penghitungan dengan ilmu hisab oleh Muhammadiyah.

"Kalau kriteria 'imkanur rukyat' MUI dan Mabims (Menteri Agama negara Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) sudah terpenuhi. Tapi kita tentu menunggu hasil sidang isbat di Kemenag pusat," ujar Yosep Muniri.

Baca juga: Hilal dipantau BBMKG Medan di Sorkam Tapanuli Tengah
Baca juga: Kemenag Kalsel gelar rukyatul hilal Ramadhan dengan prokes ketat
Baca juga: BMKG: Konjungsi awal Ramadhan terjadi pada 12 April


Pewarta: Luqman Hakim
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021