Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Jawa Timur, tengah melakukan pendataan dampak gempa bumi yang mengguncang wilayah tersebut pada Sabtu (10/4), kurang lebih pada pukul 14.00 WIB.

Plt Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono mengatakan pihaknya telah menerima beberapa laporan terkait kerusakan akibat gempa bumi dengan kekuatan 6,7 magnitudo tersebut, di beberapa wilayah.

"Kerusakan sudah ada laporan, namun saat ini kami tengah melakukan pendataan. Masih proses di lapangan,” katanya.

Sadono menjelaskan, beberapa wilayah yang telah melaporkan adanya kerusakan akibat gempa bumi tersebut di Kecamatan Poncokusumo, Kecamatan Wajak, Kecamatan Dampit, Kecamatan Bantur, Kecamatan Donomulyo dan Kecamatan Sumbermanjing Wetan.

Menurut Sadono, laporan kerusakan akibat gempa yang terjadi di 90 kilometer barat daya Kabupaten Malang tersebut, tidak hanya berasal dari wilayah pesisir selatan Kabupaten Malang, namun juga terjadi di beberapa wilayah yang cukup jauh dari pusat gempa.

"Laporan dari relawan memang ada kerusakan di tiap wilayah. Tidak hanya yang di pesisir, tapi di atas juga ada, seperti di Poncokusumo, jauh dari pusat gempa juga sudah ada dampaknya," katanya.

Sadono menambahkan, hingga saat ini pihaknya masih belum mendapatkan laporan secara penuh terkait kerusakan serta korban jiwa akibat gempa tersebut. Laporan yang diterima dari para relawan, saat ini masih berjalan secara sporadis.

"Data pasti terkait jumlah kerusakan, atau korban belum ada, karena laporan masih sporadis," kata Sadono.

Gempa bumi dengan kekuatan 6,7 magnitudo, pada Sabtu (10/7), pukul 14.00 WIB itu, berdasarkan laman Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terjadi di 90 kilometer barat daya Kabupaten Malang, dengan kedalaman 25 kilometer.

Gempa terjadi pada koordinat 8.95 Lintang Selatan (LS), 112.48 Bujur Timur (BT), tersebut terjadi selama 37 detik. BMKG menyatakan bahwa gempa bumi yang juga dirasakan di beberapa wilayah lain di Jawa Timur tersebut, tidak berpotensi tsunami.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021