Diharapkan ekspor akan terus berlanjut ke depan dengan jumlah pengusaha yang semakin meningkat, jumlah produk yang semakin banyak, serta negara tujuan ekspor yang semakin bertambah
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi melepas ekspor perdana komoditas makanan berbasis hasil pertanian yang dilakukan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) besutan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ke Australia.

“Kementerian Perdagangan mengapresiasi HIPMI yang berhasil mengekspor produk-produknya ke Australia. Ekspor perdana ini menjadi langkah awal HIPMI berkontribusi dalam menduniakan Indonesia sehingga ke manapun kita pergi kita dapat menemui produk-produk Indonesia dengan mudah,” ujar Mendag melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Mendag juga menyampaikan, makanan dan minuman Indonesia akan menjadi produk primadona di mancanegara.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan menyampaikan, pelepasan ekspor perdana produk makanan berbasis hasil pertanian yang dilakukan HIPMI ini merupakan langkah awal yang baik.

“Kementerian Perdagangan terus mendorong para pelaku usaha, khusunya usaha kecil dan menengah (UKM) untuk bisa menjangkau dan menjadi pemain global,” tandas Kasan.

Kasan berharap, ekspor dari anggota HIPMI akan terus berlanjut.

“Diharapkan ekspor akan terus berlanjut ke depan dengan jumlah pengusaha yang semakin meningkat, jumlah produk yang semakin banyak, serta negara tujuan ekspor yang semakin bertambah,” imbuhnya.

Pelepasan ekspor perdana ke Australia ini, lanjut Kasan, juga merupakan langkah yang dikonkretkan dari pemanfaatan implementasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Kementerian Perdagangan juga terus membuka akses pasar melalui perjanjian perdagangan internasional dengan negara mitra dagang. Dari 23 perjanjian perdagangan, ada 22 perjanjian perdagangan yang sudah diimplementasikan.

Tentunya, pasar- pasar ekspor lainnya masih terbuka luas. Hal ini merupakan upaya dalam mewujudkan salah satu mandat Presiden Joko Widodo kepada Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia melalui perjanjian perdagangan Indonesia.

Kasan menjelaskan ada tiga hal yang menjadi kunci dalam upaya meningkatkan ekspor, yaitu melalui pemberian dukungan, fasilitasi, dan kolaborasi.

Dukungan pemerintah melalui kementerian/lembaga terkait seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kooperasi dan UKM, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perindustrian dan lainnya diperlukan para pelaku usaha dalam memajukan usahanya.

“Dengan dukungan, fasilitasi, dan kolaborasi; maka UKM akan dapat semakin maju, bertambah jumlahnya, dan dapat meningkatkan kontribusinya terhadap ekonomi, khususnya ekspor nasional,” kata Kasan.

Kasan juga menyampaikan agar para pelaku usaha dapat berkomunikasi lebih lanjut dengan para perwakilan perdagangan RI di berbagai negara.

“Perwakilan perdagangan RI di berbagai negara siap membantu pelaku usaha untuk menembus pasar tujuan ekspor,” tegasnya.

Selain itu, lanjut Kasan, di era digital ini, para pelaku usaha juga perlu berkolaborasi dengan lokapasar (marketplace) agar dapat menjadi pemain global, tidak hanya secara konvensional, tetapi juga digital.

“Pemerintah akan memberikan pendampingan dan menyediakan konsolidator kepada para UKM agar dapat memenangkan persaingan dan berjaya di pasar global,” pungkas Kasan.

Total perdagangan Indonesia-Australia pada Januari 2021 tercatat sebesar 749,92 juta dolar AS atau meningkat 33,51 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia ke Australia sebesar 222,95 juta dolar AS. Sedangkan, impor Indonesia dari Australia sebesar 526,96 juta dolar AS.

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021