Kuala Lumpur (ANTARA) - Malaysian Chinese Association (MCA) menolak sekeras-kerasnya rencana Kementerian Perumahan dan Pemerintah Setempat (KPKT) untuk mengkaji dan membangun industri pengelolaan sampah plastik di negara ini.

Juru bicara MCA, Mike Chong Yew Chuan kepada media di Wisma MCA Kuala Lumpur, Kamis, mengatakan Malaysia masih belum terdesak sehingga perlu menerima sampah-sampah negara asing untuk meningkatkan pendapatan negara.

"Adakah negara kita sudah bersedia untuk menerima lebih banyak sampah plastik ?. Adakah kita mempunyai rencana dan standar operasi prosedur (SOP) yang baik untuk menangani masuknya sampah plastik ini bagi memastikan tidak terjadinyaa pencemaran alam sekitar ?," katanya.

Wakil Ketua Biro Publikasi MCA tersebut turut menegaskan KPKT seharusnya memberi fokus kepada timbunan sampah dalam negara yang masih lagi belum ada rencana penyelesaian yang baik.

"Kami berpendapat KPKT perlu memberi perhatian kepada timbunan sampah dalam negara yang sehingga sekarang ini masih belum ada jalan penyelesaian terbaik. Tidak perlu menerima sampah-sampah dari negara luar karena dia akan memberi dampak ke negara dan juga generasi akan datang," katanya.

Jangan karena keuntungan di depan mata, ujar dia, sehingga kesehatan dan kesejahteraan rakyat dikorbankan.

Mike Chong turut mempersoalkan mengenai jumlah perusahaan yang telah diluluskan untuk impor sampah plastik.

"Mengikut statistik terkini, sebanyak 71 perusahaan telah diluluskan untuk pengimporan sampah plastik, yaitu tambah sebanyak 9 perusahaan dibandingkan 62 anak perusahaan di zaman pemerintahan Pakatan Harapan (PH). Jadi, kami ingin tahu adakah perusahaan ini ada batasnya atau akan bertambah tanpa ada batas maksimum?," katanya.

Dia mengatakan KPKT perlu mengurangi pengimporan sampah dan pengolahan sampah plastik dan bukan lagi menambah perusahaan baru.

MCA akan menyerahkan memorandum penolakan dalam waktu dekat kepada pihak KPKT untuk menyatakan penolakan mereka sehubungan rencana untuk mengimpor sampah plastik dari negera luar ke negara ini.

Sebelumnya Menteri Perumahan dan Pemerintah Setempat, Datuk Zuraida Kamaruddin mengatakan pemerintah semula mau mengenakan biaya RM20 bagi setiap ton sampah yang diimpor ke Malaysia.

Dia mengatakan sampah plastik impor merupakan industri yang menguntungkan karena ia dapat meningkatkan pendapatan negara.
Baca juga: Malaysia kirim balik sampah plastik dari AS di bawah aturan baru PBB
Baca juga: Prancis setuju ambil kembali 43 kontainer sampah plastik dari Malaysia
 

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Suharto
Copyright © ANTARA 2021