Ketika kita jadi penerima vaksin, itu belum tentu bisa langsung disuntik. Kita harus cek dulu bagaimana kondisi si penerima
Jakarta (ANTARA) - Tidak pernah ada yang tahu kapan berakhirnya pandemi COVID-19 yang hingga saat ini belum menemui ujung pangkalnya, namun vaksinasi dipercaya menjadi game changer yang akan mengubah kondisi menjadi lebih baik.

Dengan terbentuknya herd immunity melalui vaksinasi, efek pandemi dapat ditekan dan diminimalisasi serendah mungkin. Bahkan tingkat penularan pun diharapkan bisa dikurangi perluasannya.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno sangat meyakini vaksin benar-benar akan menjadi pengubah permainan, khususnya bagi sektor pariwisata yang sempat lumpuh akibat pandemi yang mengharuskan pembatasan mobilitas orang.

Meski begitu protokol kesehatan tetap harus dijalankan sebagai budaya dalam masa adaptasi kebiasaan baru. Vaksinasi pun diharapkan akan menjangkau cakupan yang lebih luas di Tanah Air.

Oleh karena itu, bukan saja dari pemerintah maupun BUMN yang aktif melainkan pihak swasta pun perlu melakukan inisiatif-inisiatif untuk membantu suksesnya vaksinasi.

Salah satu yang peduli dalam upaya ini misalnya Danone Indonesia. Memakai metode Drive Thru, perusahaan itu melakukan vaksinasi COVID-19 di destinasi wisata Candi Prambanan sejak Senin (5/4) bekerja sama dengan Halodoc dan Gojek serta Kementerian Kesehatan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan jajaran pemerintahan di Sleman.

Pos pelayanan vaksinasi itu melayani hingga 5.000 pelaku pariwisata pekerja transportasi publik dan pekerja di sektor publik di Kabupaten Sleman, guna mensukseskan kampanye #WisataAman dari pemerintah.

VP General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto, mengungkapkan kesiapan pihaknya untuk terus berkontribusi di bidang kesehatan dan lingkungan melalui visi global One Planet One Health. Pihaknya percaya bahwa kesehatan manusia dan bumi saling terkait satu sama lain.


Destinasi Yogyakarta

Sebagai salah satu pihak swasta yang mendukung kegiatan vaksinasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Danone memilih Yogyakarta karena merupakan salah satu destinasi wisata favorit, selain kota itu juga menjadi tempat kelahiran Sarihusada, salah satu bisnis nutrisi terbesar sejak 1954 hingga saat ini.

Mereka percaya bahwa kesuksesan program vaksinasi ini akan berdampak baik bagi masyarakat sehingga dapat segera pulih dari dampak pandemi dan kembali menjadi salah satu destinasi wisata favorit yang aman di Indonesia.

Perusahaan itu juga telah menyalurkan donasi senilai total Rp30 miliar yang telah disalurkan melalui berbagai pemangku kepentingan termasuk Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan, pemerintah pusat dan daerah, dan rumah sakit dalam bentuk APD, ventilator, dukungan dana, dukungan nutrisi dan hidrasi, dan lain-lain.

Pos Pelayanan Vaksinasi COVID-19 tersebut dibuka pada 5-9 April 2021 pukul 08.00 - 17.00 WIB untuk penyuntikan dosis pertama dan akan dibuka kembali pada 3-7 Mei 2021 untuk penyuntikan dosis kedua.

Didukung oleh tenaga kesehatan dari puskesmas setempat dan RS Bhayangkara, fasilitas ini mampu mengakomodir hingga 1.000 dosis vaksin setiap harinya.

Ini bukan kali pertama dukungan vaksinasi COVID-19 yang diselenggarakan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelumnya Danone telah melakukan kemitraan bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk melaksanakan vaksinasi untuk ribuan lansia di Kampus UGM Yogyakarta pada 20-21 Maret 2021.

Pada 12 Maret 2021, perusahaan itu juga turut mendukung kegiatan vaksinasi lansia melalui kerjasama dengan Siloam Hospitals Yogyakarta dan Lippo Plaza Yogyakarta.

Faktanya vaksinasi COVID-19 saat ini merupakan harapan baru bagi Indonesia untuk dapat keluar dari pandemi.


Komunitas Kreatif

Tercatat sejak program vaksinasi pemerintah digalakkan, sudah sebanyak 10,7 juta orang Indonesia telah menerima vaksin sampai 30 Maret 2021. Sedangkan proses vaksinasi di Indonesia sampai saat ini berada pada tahap 2 yang diharapkan dapat selesai hingga Mei 2021.

Tak sekadar pelaku industri pariwisata, komunitas kreatif dan wirausaha muda di Indonesia yang jumlahnya semakin besar pun didorong untuk mendapatkan vaksin.

Mereka diharapkan bisa mendapatkan edukasi yang cukup soal vaksinasi sehingga tingkat partisipasi meningkat.

Langkah KT&G Sangsang Univ. Indonesia  sebagai salah satu komunitas kreatif terbesar di Indonesia melalui salah satu program yang bernama Sangsang Volunteer layak untuk diapresiasi. Mereka mengadakan kegiatan sosial dengan memberikan edukasi vaksin dan pencegahan COVID-19 yang dapat dilakukan sedini mungkin.

Demi menjawab kekhawatiran segelintir orang yang enggan disuntik vaksin, komunitas KT&G Sangsang Univ. Indonesia menghadirkan tenaga kesehatan dari rumah sakit di Jakarta untuk memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai vaksin.

Edukasi vaksin diberikan oleh perwakilan tenaga medis dari Rumah Sakit Harapan Jayakarta dan Rumah Sakit Medistra secara bergantian dan rutin. Dengan inisiatif tersebut diharapkan ada edukasi dan sosialisasi serta pencegahan penularan COVID-19 ini masyarakat lebih peduli dengan menerapkan protokol kesehatan 3M dan dapat menjawab kekhawatiran terhadap vaksin itu sendiri.

Menurut Dokter Medical Check Up (MCU) Rumah Sakit Medistra, dokter Indrayati Handojo ada beberapa proses yang dilalui penerima vaksin yakni proses screening. Proses ini nantinya akan menjadi penentu apakah seseorang bisa mendapatkan vaksin atau tidak.

Karena pada praktiknya tidak semua kelompok atau golongan penerima vaksin bisa mendapat vaksin dengan segera. Calon penerima vaksin akan menjawab 16 pertanyaan yang diajukan.

Memiliki alergi atau tidak juga menjadi salah satu pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan ini diberikan untuk meminimalisir efek samping yang ditimbulkan setelah suntik vaksin dan biasanya efek samping yang dialami juga tidak terlalu mengkhawatirkan.

"Ketika kita jadi penerima vaksin, itu belum tentu bisa langsung disuntik. Kita harus cek dulu bagaimana kondisi si penerima. Kalau ada kriteria yang belum memungkinkan, biasanya kami minta untuk tunggu, barangkali kondisinya membaik. Supaya ketika dicek lagi kondisi tubuhnya dia bisa disuntik,” ujar Indrayati.

Lebih lanjut tenaga kesehatan dari Rumah Sakit Harapan Jayakarta, dokter Jatu Sarasanti, mengatakan program vaksin dilakukan untuk dapat meningkatkan imunitas tubuh dan mencegah serta memutuskan rantai penularan COVID-19 sebanyak 65 persen.

Meski demikian, tenaga medis sangat menganjurkan masyarakat khususnya orang yang sudah menerima vaksin untuk tetap menerapkan protokol kesehatan 3M. Karena untuk mengakhiri pandemi COVID-19, semua kalangan perlu mendapatkan vaksin dan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Galih Dwinanda Ramdhani Sudrajat, Ketua Sangsang Volunteer pada kegiatan volunteer KT&G Sangsang Univ. Indonesia mengaku senang dan lega sudah melakukan vaksinasi.

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, Bandung, itu juga mengajak anak-anak muda lainnya untuk tak ragu mengikuti vaksinasi yang jelas-jelas mampu memberikan semangat dan harapan baru bagi banyak orang untuk dapat beraktivitas seperti semula.

Dengan tagline #Aku Muda, Aku Dukung Vaksinasi, Sangsang Volunteer dan Sangsang Friends memberikan dukungan untuk menyukseskan program vaksinasi pemerintah.

Tidak hanya memberikan edukasi dan sosialisasi vaksin, KT&G Sangsang Univ. Indonesia juga memberikan donasi berupa masker KF94, hand sanitizer, dan juga sarung tangan medis kepada tenaga medis dari Rumah Sakit Medistra dan Rumah Sakit Harapan Jayakarta.

Semua inisiatif dan gotong royong untuk menyukseskan vaksinasi menjadi cerminan bahwa mengatasi pandemi COVID-19 adalah tanggung jawab semua. Terlebih ketika semua sudah menyadari bahwa ada game changer atau pengubah permainan dalam pandemi ini melalui vaksinasi. Maka vaksinasi tak terelakkan lagi harus sama-sama disukseskan.

Baca juga: Jokowi : Vaksinasi adalah "game changer", kunci yang menentukan

Baca juga: Menperin: Pelaksanaan vaksinasi jadi "game changer" perekonomian 2021


 

Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021