Putussibau, Kapuas Hulu (ANTARA) -
Sebanyak tiga ekor orangutan secara resmi dilepasliarkan di hutan kawasan Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK) Daerah Aliran Sungai (DAS) Mendalam Kecamatan Putussibau Utara wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat.
 
" Tiga ekor orangutan itu dilepasliarkan di hutan TNBK DAS Mendalam yang sebelumnya sudah dilakukan survei, bahwa hutan tersebut aman dan akan diawasi oleh tim monitoring sampai orangutan itu bisa hidup secara liar di habitatnya," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Betuk Kerihun dan Danau Sentarum (TNBKDS) Kapuas Hulu Arief Mahmud, di Putussibau ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, Selasa.
 
Disampaikan Arief, pelepasliaran itu sudah ketujuh kalinya dilakukan di kawasan TNBK dengan total sudah ada 16 ekor, bahkan sudah ada orangutan yang berkembang biak memiliki satu ekor anak.

Baca juga: 1.968 ekor orangutan hidup di kawasan Taman Nasional Kapuas Hulu
 
Menurut dia, dalam menjaga populasi orangutan melibatkan warga setempat di Desa Nanga Ovat DAS Mendalam termasuk tim monitoring juga bersama masyarakat.
 
" Kami yakin populasi orangutan tetap terjaga dan kami pun lakukan pemberdayaan kepada masyarakat contoh di bidang pendidikan, kami buka taman baca, petugas kami membantu mengajar di sekolah karena memang kondisi pendidikan di daerah itu memprihatinkan, kemudian kami juga ada berikan beasiswa untuk anak sekolah," jelas Arief.
 
Perwakilan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat Dini Wahyu mengatakan tiga ekor orangutan itu hasil penyerahan secara sukarela dari masyarakat di luar Kapuas Hulu, namun kawasan TNBK di Kapuas Hulu memenuhi syarat untuk pelepasliaran orangutan.
 
" di kawasan TNBK itu layak untuk pelepasliaran orangutan, karena memiliki pakan untuk kelangsungan hidup dan populasi orangutan," kata Dini.
 
Disebutkan Dini, orangutan selama ini didominasi penyerahan dari masyarakat ke BKSDA yang kemudian dititipkan untuk proses rehabilitasi salah satunya Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang.
 
" Jadi orangutan itu terlebih dahulu di rehabilitasi untuk mengembalikan keliarannya sehingga dapat bertahan hidup di hutan bebas," jelas Dini.
 
Sementara itu, perwakilan Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang drh Victor Vernandes mengatakan sebelumnya ada 13 ekor Orangutan dilepasliarkan, kemudian saat ini ada tiga ekor dan masih ada sekitar 33 ekor orangutan masih tahap rehabilitasi.
 
Menurut Victor, tiga ekor yang akan dilepasliarkan itu sudah menjalani masa rehabilitasi kurang lebih bertahun-tahun.
 
" Jadi tidak mudah untuk mengembalikan keliaran orangutan,apalagi yang sudah terbiasa dengan makanan layaknya seorang manusia, istilahnya kita sekolahkan atau proses rehabilitasi sampai orangutan tersebut benar-benar bisa kita lepasliarkan dan mampu hidup di hutan dengan makanan yang tersedia di hutan," kata Victor.

Pewarta: Teofilusianto Timotius
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021