Dalam kondisi yang tidak bisa dihindari seperti ini, transparansi dan keterbukaan informasi oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin terkait kendala vaksinasi tersebut, patut diapresiasi
Jakarta (ANTARA) -
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris mengapresiasi Menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin terkait transparansi informasi kendala vaksinasi.
 
Charles Honoris di Jakarta, Selasa, mengatakan terkendala-nya pasokan vaksin COVID-19 ke ratusan negara termasuk Indonesia sehingga laju vaksinasi di dalam negeri tidak bisa seperti sebelumnya, adalah sesuatu yang tak terhindarkan (unavoidable).
 
Hal ini mengingat, Indonesia selama ini mengandalkan suplai vaksin dari negara-negara produsen yang kini menerapkan embargo akibat terjadinya gelombang ketiga (third wave) di negaranya masing-masing.
 
"Dalam kondisi yang tidak bisa dihindari seperti ini, transparansi dan keterbukaan informasi oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin terkait kendala vaksinasi tersebut, patut diapresiasi," ucap dia.
 
Sebab, lanjut Charles Honoris transparansi dan keterbukaan informasi menjadi faktor penting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan COVID-19 di dalam negeri.

Baca juga: Wakil Presiden: Menjaga diri dari wabah hukumnya wajib

Baca juga: Menkes: laju vaksinasi melambat karena keterbatasan suplai vaksin
 
"Dengan adanya informasi seperti ini, masyarakat harus semakin taat dan ketat dalam menerapkan protokol kesehatan," tutur-nya.
 
Terlebih, menurut dia penerapan protokol kesehatan di tempat-tempat dan fasilitas-fasilitas umum yang sudah, atau sedang direncanakan dibuka kembali, seperti bioskop, sekolah, dan sebagainya.
 
Gelombang ketiga yang sedang dialami negara-negara produsen vaksin sekarang ini bisa menjadi pelajaran penting bagi Indonesia agar selalu taat dan ketat dalam menerapkan protokol kesehatan.
 
"Bahwa gelombang baru penyebaran COVID-19 bahkan bisa terjadi di negara-negara penghasil vaksin dengan laju vaksinasi yang cepat sekalipun," ujar Charles Honoris.
 
Proses vaksinasi COVID-19 di Indonesia yang sudah berjalan selama ini baru menjangkau kurang dari 5 persen dari total sasaran vaksinasi nasional sebanyak 181 juta orang.
 
Perjalanan Indonesia menuju kekebalan kelompok (70 persen populasi) masih panjang. Sehingga, masyarakat sebagai warga bangsa kata dia harus terus bekerja sama dan bergotong royong.
 
"Agar kita bisa sama-sama selamat dalam perjalanan panjang ini," katanya.

Baca juga: Pengiriman vaksin AstraZeneca Maret dan April tertunda akibat embargo

Baca juga: Menkes: Vaksinasi di pusat belanja dorong pergerakan ekonomi

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021