Jakarta (ANTARA) - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengirimkan bantuan untuk penanggulangan bencana banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono dalam keterangan tertulisnya, Senin, mengatakan Polri mengerahkan mobil dapur umum, logistik, kapal hingga perahu karet ke NTT.

"Jajaran Polda NTT sudah memberangkatkan enam kapal dan lima perahu karet. Sementara di polres jajaran Polda NTT 10 kapal dan delapan perahu karet," kata Argo.

Menurut Argo, berbagai bantuan sudah disalurkan sejak Minggu (4/4) kemarin untuk meringankan beban masyarakat salah satunya mobil dapur umum.

Baca juga: Pemprov Jateng siap kirim bantuan untuk korban banjir NTT
Baca juga: DMC Dompet Dhuafa evakuasi dan sisir lokasi banjir di Adonara NTT
Baca juga: Basarnas: 69 korban banjir bandang di Adonara ditemukan meninggal


Selain itu, lanjut Argo, beberapa Satuan Brimob Polda jajaran yakni Polda Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Bali dan NTB, juga telah siap mengirimkan kendaraan SAR yang di dalamnya terdiri dari mobil yang bisa digunakan sebagai dapur lapangan.

"Ditpolair Baharkam Mabes juga menyiagakan satu Kapal Bharata di Labuhan Bajo dan satu unit pesawat Casa stand by di Kupang," kata Argo.

Bantuan lainnya juga turut diberikan seperti 100 selimut, 100 sarung, 100 matras alas tidur, 100 handuk, 200 dus susu kotak, 200 dus mie sedap, 30 dus kopi dan puluhan dus peralatan mandi telah siap didistribusikan.

Argo memastikan selain bantuan tersebut, Polri akan kembali menyalurkan bantuan lainnya secara bertahap.

"Kami sudah koordinasi dengan para kapolda untuk langsung mengirimkan bantuan ke NTT," kata Argo.

Hujan dengan intensitas tinggi sejak Minggu (4/4) menyebabkan empat kecamatan yaitu Kecamatan Kambera, Pandawai, Karera dan Wulawujelu terdampak banjir akibat meluapnya sungai di wilayah tersebut.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang di NTT mencapai 68 orang di sejumlah kabupaten. Sementara 70 orang lainnya hilang.

Sebanyak 938 kepala keluarga (KK) atau 2.655 jiwa terdampak. Bencana ini dipicu cuaca ekstrem yang menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi sehingga terjadi banjir bandang pada Minggu (4/4), pukul 19.00 waktu setempat.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak Jumat (2/4) lalu telah mendeteksi adanya bibit siklon tropis di wilayah NTT. Bibit siklon tersebut berkembang menjadi siklon tropis yang dinamakan Seroja pada Senin (5/4) dinihari pukul 01.00 WIB.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021