Bengaluru (ANTARA) - Produsen Cadila Healthcare India mengajukan izin obat Hepatitis C untuk pengobatan COVID-19 ke regulator setempat, menyusul hasil sementara yang menjanjikan dari uji coba tahap akhir, kata pihak perusahaan pada Senin.

Dosis tunggal obat Hepatitis C ketika dikonsumsi di awal dapat membantu penyembuhan pasien COVID-19 lebih cepat sekaligus menghindari komplikasi yang terlihat pada stadium selanjutnya, kata Cadila dalam pernyataan kepada Bursa Efek.

Sekitar 91 persen pasien yang diberikan obat tersebut terbukti negatif COVID-19 saat tes RT-PCR standar pada hari ketujuh, dibanding hampir 79 persen mereka yang diberikan pengobatan standar, katanya mengutip data uji klinis Tahap III.

Obat, yang dikenal sebagai Pegylated Interferon alpha-2b dan dijual dengan merek dagang PegiHep, mulanya disetujui untuk penyakit liver Hepatitis C dan diluncurkan di India 10 tahun yang lalu. Obat tersebut kini diusulkan kembali untuk mengobati COVID-19.

Kabar itu muncul ketika infeksi harian COVID-19 melonjak ke rekor baru di India, yang menanggung beban COVID-19 terparah ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Brazil.

Sejauh ini tercatat hampir 12,5 juta infeksi dan 164.000 lebih kematian COVID di India.

Sumber: Reuters

Baca juga: Infeksi harian COVID di India kembali catat rekor
Baca juga: Kasus harian COVID-19 di India naik lebih lambat
Baca juga: Beberapa negara berebut pasokan vaksin setelah pembatasan ekspor India

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021