Seoul (ANTARA) - Saham Korea Selatan berakhir menguat pada Jumat karena investor asing mengambil alih saham domestik menyusul kenaikan di bursa Wall Street semalam.

Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) naik 25,40 poin atau 0,82 persen, menjadi menetap di 3.112,80. Volume perdagangan mencapai 780,9 juta saham senilai 13,2 triliun won (11,7 miliar dolar AS).

Indeks KOSPI mulai dengan 0,56 persen lebih tinggi dan melanjutkan kenaikan awal sepanjang sesi, menandai penutupan tertinggi dalam sekitar enam minggu sejak 17 Februari.

Investor asing dan institusi membeli saham masing-masing senilai 563,9 miliar won (499,9 juta dolar AS) dan 371,8 miliar won (329,6 juta dolar AS).

Pembelian asing terjadi saat saham AS menguat pada malam sebelumnya berkat paket infrastruktur AS, yang disebut-sebut sebagai investasi "sekali dalam satu generasi" di negara tersebut.

Indeks S&P 500 naik 1,18 persen menjadi 4.109,87, ditutup di atas ambang batas 4.000 untuk pertama kalinya. Dow Jones Industrial Average naik 0,52 persen, dan Indeks Komposit Nasdaq naik 1,76 persen.

Saham berkapitalisasi besar menguat. Pemimpin pasar Samsung Electronics naik 2,3 persen, dan raksasa chip memori SK hynix naik 0,4 persen. Mesin pencari yang paling banyak digunakan Naver tumbuh 0,3 persen, dan perusahaan kimia terkemuka LG Chem naik 1,1 persen.

Produsen mobil terbesar Hyundai Motor melonjak 6,6 persen, dan produsen baterai isi ulang Samsung SDI naik 0,2 persen.

Raksasa biofarmasi Celltrion kehilangan 1,2 persen, dan Samsung Biologics, unit farmasi Samsung Group, turun 0,4 persen.

Indeks KOSDAQ atas saham berkapitalisasi kecil naik 4,31 poin, atau 0,45 persen, menjadi ditutup pada 970,09.

Mata uang lokal berakhir pada 1.127,5 won versus greenback, naik 4,4 won dari penutupan sebelumnya. Mata uang Korea Selatan terapresiasi karena meningkatnya selera untuk aset berisiko.

Baca juga: Saham Korsel dibuka lebih tinggi, indeks KOSPI terkerek 0,95 persen

Baca juga: Saham Korsel dibuka menguat, indeks KOSPI terdongkrak 0,80 persen


Penerjemah: Biqwanto Situmorang
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021