Tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimum 15 mm dan durasi maksimum 84 detik
Yogyakarta (ANTARA) - Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah meluncurkan tiga kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimum sampai 1.500 meter ke arah barat daya pada Jumat pagi.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Jumat, menyebutkan awan panas guguran pada pengamatan pertama terjadi pada pukul 04.13 dan 04.28 WIB dengan jarak luncur sejauh lebih kurang 900 meter ke arah barat daya.

"Tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimum 15 mm dan durasi maksimum 84 detik," kata dia.

Baca juga: Gunung Merapi empat kali luncurkan awan panas guguran ke barat daya

Selanjutnya, awan panas guguran kembali terpantau pada pukul 05.00 WIB dengan jarak luncur 1.500 meter ke arah barat daya, amplitudo maksimum 35 mm, serta durasi 142 detik.

Selama periode pengamatan pada Jumat, pukul 00.00 sampai dengan 06.00 WIB, Gunung Merapi juga terpantau mengeluarkan 16 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 700 meter ke arah barat daya.

Baca juga: Gunung Merapi luncurkan awan panas guguran sejauh 1,5 km

Pada periode itu, BPPTKG juga mencatat 3 kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 15-35 mm selama 67-142 detik, 39 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-28 mm selama 17-66 detik dan satu kali gempa hembusan dengan amplitudo 7 mm selama 16 detik.

Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Baca juga: Gunung Merapi meluncurkan tujuh kali awan panas guguran

Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih.

Apabila gunung api itu meletus, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak gunung.

Baca juga: Jalan raya Parakan-Ngadirejo Temanggung tergenang banjir
 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021