31 persen mengonsumsi air isi ulang, 15,9 persen sumur gali terlindungi dan 14,1 persen dari sumur bor
Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Kementerian Kesehatan Doddy Izwardy menyebutkan konsumsi air isi ulang mendominasi pilihan kelompok rumah tangga di Indonesia.

"Studi yang dilakukan pada 2020 memperlihatkan 31 persen rumah tangga di Indonesia mengonsumsi air isi ulang, 15,9 persen dari sumur gali terlindungi dan 14,1 persen dari sumur bor/pompa," kata Doddy dalam acara Desiminasi Hasil Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga Tahun 2020 yang disiarkan secara daring dan dipantau dari Jakarta, Kamis.

Baca juga: Hasil studi: 7 dari 10 rumah tangga mengonsumsi air tercemar E Coli

Menurut Doddy, air isi ulang merupakan salah satu sarana air minum yang turut dikaji oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan.

Hasil studi yang dilakukan pihaknya juga memperlihatkan bahwa akses air minum berkategori layak mencapai 93 persen di wilayah perkotaan dan pedesaan.

Sedangkan akses air minum berkategori aman hanya 11,9 persen di wilayah perkotaan dan pedesaan.

Baca juga: PII dukung pengembangan infrastruktur air minum

Pelaksanaan Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) merupakan bentuk dukungan Kementerian Kesehatan untuk memenuhi komitmen Indonesia dalam mencapai SDGs pada tahun 2030.

Doddy menambahkan, target penyediaan air minum berdasarkan Rencana Pembangunam Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dan SDG's 2030 yaitu 100 persen akses air minum layak dan 15 persen akses air minum aman.

“Dalam rangka tindak lanjut pelaksanaan, kita akan mengawal sampai seluruh kabupaten/kota bahwa kualitas air minum yang dikonsumsi rumah tangga sudah kita pastikan aman," kata Doddy.

Baca juga: Menteri PUPR ajak badan usaha wujudkan target akses air minum aman

Direktur Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Vensya Sitohang mengatakan akses air minum yang aman merupakan hak azasi manusia yang harus dipenuhi.

Pemenuhan kualitas air minum yang tidak aman sangat berkorelasi dengan tingginya kejadian penyakit infeksi juga stunting di sejumlah daerah.

Vensya menambahkan SKAMRT tahun 2020 merupakan kegiatan Prioritas Nasional sinergi antara Direktorat Kesling dan Badan Litbangkes serta Biro Pusat Statistik yang telah dilaksanakan di 34 provinsi dan 493 kabupaten/kota.

Baca juga: Kemenkes dorong perilaku cuci tangan pakai sabun sebagai kebutuhan

Baca juga: Akibat embargo, vaksinasi tahap tiga kemungkinan bergulir Juni/Juli


 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021