Jakarta (ANTARA) - Ketua Panitia Kongres Berkebaya Nasional (KBN) Lana T Koentjoro mengatakan pelaksanaan kongres yang diselenggarakan pada 5 April hingga 6 April secara daring bertujuan memperkuat pelestarian kebaya pada generasi muda,

“Kongres ini untuk memperkuat gerakan pelestarian budaya khususnya busana tradisional Indonesia, melalui pengenalan dan ajakan menggunakan kebaya kepada generasi muda,” ujar Lana dalam telekonferensi di Jakarta, Kamis.

Dia menambahkan tujuan berikutnya adalah untuk mendapatkan pengakuan dunia (UNESCO), dengan cara mendaftarkan kebaya sebagai warisan tak benda asal Indonesia.

Baca juga: Kata Didiet Maulana soal padu-padan kebaya dengan sentuhan modern

Hingga saat ini, lanjut dia, memang belum ada ketetapan kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Akan tetapi pemerintah sudah mengidentifikasi busana yang dipakai perempuan pada hampir semua daerah sebagai budaya berbusana yang muncul di Indonesia dan diwariskan secara turun temurun.

Kedua, kongres tersebut bertujuan mendorong pemerintah untuk menetapkan “Hari Berkebaya Nasional” sehingga tahap berikutnya dapat merancang program peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui produksi dan pemasaran Kebaya, serta menggali dan membuka peluang ekonomi kebaya berikut variannya agar masyarakat bisa turut ambil bagian untuk mendapatkan nilai ekonomi yang prospektif sekaligus mempromosikan nilai kebaya sebagai busana kebanggaan bangsa Indonesia.

Pihaknya menginisiasi program Selasa Berkebaya, yang mana anggota komunitas mengenakan kebaya dalam bekerja. Dia menambahkan sebagai busana warisan leluhur yang memiliki nilai budaya dan sejarah tinggi, sudah seharusnya seluruh komponen bangsa turut melestarikannya.

Baca juga: Didiet Maulana ceritakan serba-serbi kebaya lewat "Kisah Kebaya"

“Sejarah Indonesia melekat pada busana yang sudah dipakai perempuan Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu ini, dan merekam perjalanan budaya di berbagai daerah sampai sekarang. Maka selayaknya kita hargai dan kita jaga kelestariannya. Kalau bukan kita, siapa lagi,” imbuh dia.

KBN 2021 akan menjadi kegiatan pertemuan besar para wakil organisasi (politik, sosial, profesi, akademisi) atau pihak-pihak yang memiliki kepentingan untuk mendiskusikan dan mengambil keputusan tentang pelestarian kebaya sebagai elemen budaya Indonesia.

Acara yang digagas oleh Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) itu didukung oleh Kemenko Pembangunan Manusia & Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Koperasi & UKM, Kementerian Komunikasi dan Informatika. Lana menargetkan acara itu diikuti lebih dari 1.000 peserta.

Pendiri Komunitas Perempuan Berkebaya, Rahmi Hidayati, mengatakan program Selasa Berkebaya agar semakin banyak dan semakin sering orang mengenakan kebaya.

“Ternyata tidak hanya di dalam negeri, perempuan-perempuan Indonesia yang tinggal di berbagai belahan bumi ini pun ikut mendukung. Sekarang, setiap hari Selasa, media sosial ramai dengan unggahan Selasa Berkebaya," kata Rahmi.

Rahmi berharap, dunia mengenal kebaya sebagai busana asli perempuan Indonesia seperti dikenalnya sari dari India atau kimono dari Jepang. Oleh karenanya, penggunaan dan juga penyebaran kebaya semakin luas.***3***

Baca juga: PBI gagas kongres berkebaya nasional agar mendunia
Baca juga: Mantan kekasih Denny Sumargo ini lelang kebaya pertunangannya

 

Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021