Jakarta (ANTARA) - Federasi Tinju Profesional Indonesia (FTPI) mengangkat Milasari Kusumo Anggraini sebagai ketua baru yang diputuskan secara aklamasi dalam pemilihan yang dibuka Staf Ahli Menpora bidang Mahasiswa dan Kepemudaan Prof. DR. Paiman Raharjo di Jakarta, Selasa.

Milasari, yang dikenal sebagai promotor tinju profesional wanita Indonesia, didaulat menggantikan ketua periode sebelumnya Neneng A Tuty dalam rapat koordinasi FTPI yang dihadiri perwakilan Kemenpora RI, serta pendiri, dewan pembina dan peninjau.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada semuanya, mulai dari ketua periode sebelumnya, pengurus, dan dewan pembina atas amanah yang diberikan. Saya tidak bisa bekerja sendirian, dan berharap kerja sama yang solid untuk memajukan tinju profesional. Semoga ke depan FTPI bisa melahirkan juara dunia dari Indonesia," ucap Milasari dalam sambutannya, dikutip dalam rilis resmi FTPI, Selasa.

Baca juga: Organisasi tinju profesional di Indonesia harus berbenah
Baca juga: Promotor ungkap sulitnya jaring calon petinju profesional Indonesia


Milasari juga menyinggung perlunya teknologi untuk mendukung kemajuan tinju profesional di Tanah Air. Program kerja terdekatnya, ialah membenahi kepengurusan baru yang akan ditetapkan dalam rakernas FTPI dalam waktu dekat.

"Kami akan mendekatkan dengan teknologi dan juga melakukan berbagai terobosan yang ada. Yang terpenting semua pengurus harus bahu membahu membesarkan FTPI secara organisasi, bukan dengan kepentingan individu. Harapan lainnya juga akan lahir banyak promotor dan ajang tinju pro di Tanah Air di bawah naungan FTPI," katanya.

"Hal lainnya seperti yang disampaikan Prof.DR. Paiman Raharjo yaitu mendorong FTPI bekerja sama dengan kampus-kampus untuk membangun sasana tinju dengan sasaran supaya bisa muncul talenta petinju profesional Indonesia yang dapat berbicara dan berprestasi di tingkat Internasional," pungkas Milasari.

Dalam waktu dekat FTPI juga tengah mempersiapkan ajang berskala nasional, antara lain Piala Menpora yang rencananya akan diadakan pada bulan Agustus.

Baca juga: Jangan remehkan sanksi WBC

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021