Serang, Banten (ANTARA) - Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengungkapkan Pemprov Banten menargetkan dapat masuk sebagai peringkat 10 besar daerah di Indonesia yang memiliki destinasi pariwisata ramah muslim atau wisata halal.

Sebab, kata Andika di Kabupaten Serang Kamis, Provinsi Banten memiliki potensi pariwisata yang luar biasa banyak dan variatif, serta banyak diminati wisatawan.

Baca juga: "Juleha" pintu gerbang Kota Malang wujudkan wisata halal

"Saya berharap target Banten sebagai peringkat 10 besar daerah dengan destinasi pariwisata ramah muslim dapat terealisasi," kata Andika Hazrumy pada Forum Dialog "Banten Menuju Destinasi Wisata Halal Dunia" yang digelar Dinas Pariwisata Provinsi Banten di Kawasan Wisata Halal Baduy Outbond, di Kabupaten Serang.

Menurut Andika, di Provinsi Banten tercatat ada setidaknya 344 jenis potensi wisata alam seperti pantai, laut, gua, air terjun, dan gunung. Berikutnya, 591 jenis potensi wisata religi, sejarah budaya dan wisata ziarah serta 231 jenis potensi wisata buatan/wisata minat khusus.

Baca juga: MUI sebut peredaran miras kontraproduktif dengan wisata halal

"Ditambah lagi dengan potensi ekonomi kreatif masyarakat Banten yang semakin menggeliat dan menjadi salah satu sektor unggulan di masa yang akan datang," kata Andika.

Untuk mencapai target tersebut, kata Andika, seluruh pemangku kepentingan agar dapat mengoptimalkan 4 aspek penting yang menjadi parameter dalam Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) yang secara resmi diluncurkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun 2019.

Baca juga: Asosiasi pemimpin tur muslim komitmen perkuat wisata halal

Empat aspek tersebut adalah pertama, Access yang meliputi kemudahan akses udara, darat dan air baik secara regional maupun global.

Kedua, communication yang dimaksudkan agar informasi mengenai pariwisata ramah muslim dapat dengan baik tersampaikan kepada wisatawan serta di sisi lain, juga diperlukan edukasi stakeholder yang dapat dilakukan melalui pelatihan, workshop, atau forum diskusi untuk pengembangan wisata halal di destinasi tersebut.

Ketiga, lanjut Andika, environment yang berfokus pada kedatangan wisatawan mancanegara dan domestik muslim.

Apabila wisatawan muslim cenderung banyak, kata Andika, maka wisatawan muslim lain akan cenderung lebih nyaman berada di destinasi.

Keempat atau yang terakhir, kata Andika, ketersediaan fasilitas berupa restoran halal, masjid, bandara, hotel dan atraksi.

Menurutnya, pelayanan ini penting bagi para wisatawan muslim untuk dapat tetap berwisata secara bebas dan tetap dapat memenuhi kebutuhan religiusnya selama berwisata.

"Aspek sertifikasi juga menjadi isu global terkait pariwisata ramah muslim, sertifikasi ini menjadi sebuah jaminan dan sumber kepercayaan bagi wisatawan muslim," katanya.

Kepala Dinas Pariwisata Banten Agus Setiawan dalam mengatakan, pihaknya sengaja menggelar dialog tersebut untuk mendapatkan masukan dan berbagi strategi dengan stake holder pariwisata, baik yang konvensional maupun wisata halal, baik di Banten maupun Nasional.

"Setelah kami pelajari, Banten memiliki potensi pengembangan wisata halal yang baik karena memang basis budaya masyarakatnya yang memang religius Islami. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika kita memproyeksikan wisata halal di Banten," katanya.

Ketua Harian PHRI Banten Ashok Kumar yang juga menjadi nara sumber dalam dialog tersebut, mendorong Kawasan Banten Lama menjadi pusat pengembangan wisata halal di Banten. Apalagi lokasi tersebut selain sudah memiliki nama yang mendunia, juga saat ini penampilannya sudah berubah lebih baik setelah direvitalisasi.

"Kami tentunya sangat mendukung pengembangan wisata halal ini. Banten jangan ketinggalan dengan daerah lain. Apalagi kita memiliki Banten Lama yang sudah sangat terkenal," kata Ashok Kumar.


 

Pewarta: Mulyana
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021