Jakarta (ANTARA) -
Kabar duka menyelimuti tanah air, salah seorang sosok tokoh bangsa Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid tutup usia pada 25 Maret 2020 di usianya yang ke 77 tahun.
 
Pria kelahiran Siak Riau November 1943 itu wafat pada Kamis dini hari sekitar pukul 3.30 WIB, yang dikabarkan karena sakit.
 
Tokoh Jimly Asshiddiqie dalam laman resmi Twitternya menyampaikan kabar duka berpulangnya Syarwan Hamid tersebut.
 
"Satu lagi tokoh kita wafat, bapak Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid, mantan Mendagri, meninggal dunia pukul 3.30 WIB tadi malam. Kita doakan yang terbaik untuk almarhum, semoga husnulkhotimah. Alfatihah," kata dia.
 
Syarwan Hamid memulai kariernya sebagai Prajurit TNI yang saat itu masih bernama ABRI, ia lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) 1966.
 
Pada 1985, beliau dipercaya menjabat Kasrem 063/SGJ, setahun setelahnya karirnya naik dengan menjabat Kapendam III/Siliwangi.
 
Syarwan kemudian mendapatkan tugas barunya pada 1989 sebagai Asisten Teritorial Kodam Jaya, dan menjadi Danrem 011/Lilawangsa, Aceh pada 1990.
 
Saat menjabat Komandan Korem Lilawangsa, Lhokseumawe, Aceh, ia berhasil mengatasi pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
 
Atas jasanya, Syarwan Hamid kemudian diangkat menjadi Kadispen TNI Angkatan Darat pada 1992 dengan pangkat brigadir jenderal (bintang satu).
 
Tidak lama kemudian dia dipercaya menjadi Kapuspen TNI pada 1993, Assospol Kassospol ABRI pada 1995, hingga menjabat Kassospol ABRI dengan pangkat letnan jederal pada 1996.
 
Menjelang reformasi, karirnya melebar ke kancah legislatif, dia memegang posisi yang cukup penting sebagai Wakil Ketua DPR/MPR pada 1997 dari Fraksi ABRI.
 
Ketika reformasi, saat pemerintahan Presiden BJ Habibie, Syarwan Hamid diamanahkan jabatan sebagai Menteri Dalam Negeri. Beliau memimpin Kemendagri di saat transisi zaman orde baru ke reformasi.

Baca juga: Mantan Mendagri Syarwan Hamid meninggal
 
Syarwan memiliki peranan yang cukup penting saat mengemban jabatan Menteri Dalam Negeri. Sosoknya mampu mengawal transisi urusan dalam negeri dari yang semula berada dalam sistem orde baru, kemudian menyesuaikan diri dengan sistem-sistem yang cocok diterapkan di zaman reformasi.
 
"Sebagai tokoh nasional beliau tentara yang reformis, tentu kita kehilangan putra terbaik (bangsa), beliau memimpin Kemendagri dari transisi orde baru ke reformasi," kata Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri Bahtiar menjelaskan sosok Syarwan Hamid.
 
Syarwan Hamid berperan mewujudkan cikal bakal otonomi daerah, sehingga provinsi, kabupaten dan kota memiliki kemandirian dalam mengatur wilayah dan rumah tangga mereka.
 
Seluruh urusan pemerintahan yang awalnya terpusat akhirnya terwujud menjadi desentralisas. Daerah memiliki kemandirian sendiri, kemudian saat ini dikenal dengan otonomi daerah dan juga ada otonomi khusus.
 
Tidak hanya soal otonomi, Syarwan juga mengawal terealisasinya pemilihan umum daerah, sehingga pemilu tidak hanya mencoblos partai semata untuk menentukan pemimpin dan juga wakil mereka di kursi legislatif.
 
Kini, pemilu sudah berkembang menjadi pemilihan kepala daerah, dan juga pemilihan legislatif yang masyarakat bisa memilih sendiri calonnya.
 
"Tentu kehilangan beliau. Beliau juga bersama Bapak Ryaas Rasyid merintis pemilu daerah, UU 22 tahun 1999 bagaimana sebelumnya sentralistis diubah menjadi sistem desentralisasi, dan itu dimasa kepemimpinan Pak Syarwan Hamid semua," kata Bahtiar.
 
Syarwan Hamid menjadi sosok teladan di lingkungan. Menurut Bahtiar langkah-langkah dan pemikiran Syarwan Hamid menjadi materi penting bagi Kemendagri untuk membangun otonomi daerah yang lebih baik kedepannya.
 
"Selamat Jalan Bapak Letjen (Purn) Syarwan Hamid, terimakasih telah menjadi teladan yang baik," tulis Twitter Kemendagri.
 
Disaat mengemban jabatan Mendagri, Syarwan juga menampung aspirasi pemekaran kabupaten kota di provinsi asalnya, Riau.
 
Ia memperjuangkan terbentuknya daerah-daerah otonom baru, seperti Kabupaten Siak dan Kabupaten Rokan Hilir (pemekaran Kabupaten Bengkalis), Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Rokan Hulu (pemekaran Kabupaten Kampar), dan Kabupaten Kuantan Singingi (pemekaran Kabupaten Inderagiri Hulu).
 
Sehingga, masyarakat adat Melayu Riau memberikan apresiasi terhadap perjuangannya. Lembaga Adat Melayu Riau menganugerahkan gelar kehormatan adat tertinggi (pada masa itu) Datuk Lela Setia Negara kepada Syarwan Hamid.

Baca juga: Gubernur Riau kenang almarhum Syarwan Hamid berjasa untuk Riau
 
Belasungkawa
Sejumlah tokoh dan lembaga menyampaikan belasungkawa atas berpulangnya Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid. Selain Jimly Asshiddiqie, juga asa ucapan belasungkawa dari Yusril Ihza Mahendra.
 
"Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu 'anhu. Mantan Mendagri Syarwan Hamid meninggal dunia," tulis Yusril di Twitternya.
 
Twitter resmi Pusat Penerangan TNI juga menyampaikan belasungkawa. Puspen TNI beserta segenap jajaran turut berduka cita atas wafatnya Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid. Puspen TNI berduka cita atas wafatnya Syarwan Hamid yang juga pernah menjabat Kapuspen ABRI periode 1993-1995.
 
MPR RI juga menyampaikan belasungkawa mereka atas wafatnya Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid lewat Twitter resminya.
 
"MPR RI menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Letnan Jenderal TNI (Purn) Syarwan Hamid, Wakil Ketua MPR RI Tahun 1997-1998," tulis akun Twitter MPR RI.

Gubernur Riau Syamsuar menyampaikan belasungkawa masyarakat Riau yang merasa sangat kehilangan dengan sosok Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid. Syarwan Hamid selama hidupnya banyak memberikan kontribusi bagi pembangunan Riau.
 
"Riau kehilangan tokoh masyarakat yang berdedikasi tinggi sebagai mantan Wakil Ketua MPR RI dan Mendagri di masa awal awal reformasi, dan memperjuangkan pemekaran beberapa kabupaten di Riau. Beliau menjadi panutan bagi masyarakat Riau," kata Syamsuar.
 
Menurut Syamsuar, mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) di era Presiden BJ Habibie itu memiliki jasa bagi Provinsi Riau, terutama saat pemekaran Riau dan Kepulauan Riau.
 
"Beliau memiliki jasa dalam pemekaran daerah di Indonesia. Termasuk di Riau dan Kepuluan Riau, semoga almarhum ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi Allah SWT," katanya.

Baca juga: Syarwan Hamid mundur dari Perindo

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021