Seoul (ANTARA) - Pasar saham Korea Selatan berakhir melemah Rabu, karena investor asing dan institusi melepas saham di tengah kekhawatiran tentang kebangkitan pandemi COVID-19 di Eropa.

Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) menyusut 8,39 poin atau 0,28 persen menjadi menetap di 2.996,35. Volume perdagangan mencapai 965,4 juta saham senilai 13,1 triliun won (11,6 miliar dolar AS).

KOSPI mulai 0,28 persen lebih rendah dan bergerak dalam kisaran sempit sepanjang sesi karena khawatir tentang pandemi yang berlarut-larut.

Dalam penghitungan terbaru, Korea Selatan melaporkan 428 lebih banyak kasus COVID-19 selama 24 jam terakhir, meningkatkan jumlah total infeksi menjadi 99.846. Beban kasus harian naik dari 346 pada hari sebelumnya, tetap dalam tiga digit sejak awal November.

Pengamat pasar mengatakan investor dibuat cemas oleh berita global yang negatif, seperti kebangkitan COVID-19 di Eropa dan karantina wilayah yang menyebabkan meningkatnya kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi yang tertunda.

Investor asing dan institusional membuang saham lokal masing-masing senilai 478,6 miliar won (422 juta dolar AS) dan 433,3 miliar won (382,2 juta dolar AS).

Saham berkapitalisasi besar berakhir beragam. Pemimpin pasar Samsung Electronics turun 1,0 persen, dan raksasa chip memori SK hynix merosot 1,1 persen. Produsen mobil terbesar Hyundai Motor merosot 2,4 persen, tetapi perusahaan kimia terkemuka LG Chem naik 1,2 persen.

Mesin pencari yang paling banyak digunakan Naver bertambah 0,3 persen, dan raksasa biofarmasi Celltrion naik 2,6 persen.

Indeks KOSDAQ atas saham berkapitalisasi kecil bertambah 7,51 poin, atau 0,79 persen, menjadi ditutup pada 953,82.

Mata uang lokal berakhir pada 1.133,6 won terhadap dolar AS, turun 3,9 won dari penutupan sebelumnya. Mata uang Korea Selatan terdepresiasi karena meningkatnya selera untuk menghindari aset berisiko.

Baca juga: Saham Korsel jatuh, investor asing lepas saham dipicu obligasi AS
Baca juga: Saham Korea Selatan turun karena aksi jual investor asing
Baca juga: Saham Korea Selatan jatuh, dipicu khawatir lonjakan yield obligasi AS


Penerjemah: Biqwanto Situmorang
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021